PENDIDIKAN,korantangsel.com- Usai dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Ilmu dalam Bidang Akuntansi dan Keuangan Perusahaan oleh Binus University ke-31, Prof. Yanthi Lanova Hutagaol, S.P,M.Acc.,Ph.D menggagas Keunggulan Pelaporan Terintegrasi Berbasis Ekonomi Sirkular Bagi Korporasi.
Yanthi
mengatakan di era bisnis modern yang semakin kompleks dan
dinamis, pentingnya laporan korporat yang terintegrasi tidak dapat diabaikan. Bahkan,
laporan keuangan harus disusun dengan benar dan menggambarkan kegiatan ekonomi
korporat sesungguhnya. Agar, bisa memberikan informasi yang akurat untuk proses
pengambilan keputusan pada para pemangku kepentingan, utamanya adalah investor.
Dalam sesi orasi ilmiahnya ini, ia mengungkapkan umumnya korporasi menggunakan pendekatan kerangka Triple Bottomline yang berdasar tiga pemangku kepentingan, yaitu People, Planet, Profit dalam business model dan praktiknya.
Beliau menyebut laporan ini sebagai laporan berkelanjutan (Sustainability report) yang mendemonstrasikan komitmen korporat dalam jangka waktu panjang pada penciptaan nilai korporat, keterlibatan pemangku kepentingan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
Prof. Yanthi menambahkan, dalam pelaksanaannya, pemangku kepentingan dan bisnis membutuhkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan berorientasi ke depan.
Laporan berkelanjutan kemudian berevolusi dengan berdasar pada penggabungan laporan keuangan dan non-keuangan, yang mendukung pemikiran bisnis yang terintegrasi, pengambilan keputusan, dan gerakan yang fokus pada penciptaan nilai dan disebut laporan terintegrasi.
Ia menyebut
ada tujuh prinsip pelaporan terintegrasi, yaitu fokus pada
strategi dan orientasi dimasa yang akan
datang, konektifitas informasi, hubungan pemangku kepentingan, materialitas,
ringkas, andal dan lengkap, serta konsisten dan dapat dibandingkan.
Ekonomi
Sirkular, Solusi Keberlangsungan Korporasi Bagi Lingkungan dan
Sosial
Dalam
penerapannya, laporan terintegrasi juga memiliki tantangan, baik bersifat
eksternal maupun internal. Ia menyarankan untuk melakukan
proses pelaporan terintegrasi dalam kerangka kerja ekonomi sirkular.
Mengubah model bisnis berkelanjutan dengan prinsip ekonomi sirkular akan secara organik memudahkan pelaporan terintegrasi, karena laporan menunjukkan keadaan ekonomi korporat sesungguhnya. Walaupun tidak instan, para pemangku kepentingan, terutama investor, mendapat laporan yang utuh dari seluruh kegiatan ekonomi korporat.
Ia menilai,
teknologi blockhain dapat membantu menawarkan
peluang untuk visibilitas, transparansi, dan jejak di seluruh rantai pasokan yang
penting untuk prinsip ekonomi sirkular.
Dengan memanfaatkan blockchain, menurutnya, bisnis dapat mengoptimalkan kinerja lingkungan, meningkatkan keberlanjutan, dan mempromosikan perilaku sirkular dalam rantai pasokan.
Secara keseluruhan, integrasi teknologi blockchain dalam inisiatif ekonomi sirkular menawarkan jalur yang menjanjikan menuju pencapaian tujuan keberlanjutan, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab di berbagai industri.
Perguruan
Tinggi Sebagai Garda Terdepan Penerapan Pelaporan Terintegrasi
Berbasiskan Ekonomi Sirkular.
Sebagai
akademisi, Prof. Yanthi juga memaparkan peranan perguruan tinggi terutama dalam
penerapan Pelaporan terintegrasi berbasiskan Ekonomi sirkular. Dalam hal ini,
BINUS University berkomitmen untuk memulai penerapan Ekonomi sirkular sejak
lama di lingkungan kampus. Seperti, praktik pemilahan sampah dijalankan dengan
menyediakan tempat
sampah yang berbeda untuk produk daur ulang dan non daur ulang.
Selain itu, penerapan
area bebas rokok dan penggunaan used
paper. Bahkan, BINUS University akan memperluas prinsip 5R
(Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant) di lingkungan kampus.
“Ini penting kita lakukan, karena kita mendidik pemimpin-pemimpin korporat di masa yang akan datang. Selain itu, transparansi juga perlu dimulai dengan menysusun pelaporan berkelanjutan (nonfinansial) berkala,” ucapnya.
Dengan kemampuan tekonologi informasi yang
dimiliki BINUS University, diharapkan penerapan teknologi Blockchain dapat
dibangun untuk keperluan internal. (Rls, dini)