BREAKING NEWS

Wednesday, May 1, 2024

CEGAH DBD, PUSKESMAS DAN KELURAHAN BUGEL SOSIALISASIKAN NO FOGGING


TANGERANG RAYA, korantangsel.com- (Kota Tangerang) Dalam mengantisipasi munculnya kasus DBD baru, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bugel berkolaborasi dengan Kelurahan Bugel melakukan sosialisasi pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan No Fogging (bebas foging) kepada kader Posyandu, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), RT dan RW yang ada di wilayah kerja Kelurahan Bugel, tepatnya di Aula Kelurahan Bugel, Karawaci, Kamis (25/4/24)

Penangungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Bugel, Imi Humaira mengungkapkan pencegahan dan menangkal DBD yang akan digalakkan di masyarakat adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas dan plus nya adalah pencegahan dengan cara menggunakan obat anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur. Sehingga, tidak disarankan fogging.

Menurutnya, sosialisasi no fogging ini dilakukan agar masyarakat memahami bahwa fogging tidak bisa dilakukan kecuali saat sudah terjadi wabah DBD, yang ditujukkan dengan peningkatan kasus berkali lipat dari tahun sebelumnya. Karena, fogging hanya mampu mematikan nyamuk dewasa dan jika dilakukan sembarangan, ada kemungkinan jentik nyamuk yang akan menjadi nyamuk akan tahan terhadap bahan kimia fogging.

Tak hanya itu, ia melanjutkan material fogging yang memiliki kandungan malathion jika dihisap oleh manusia dapat menyebabkan kelainan saluran pencernaan. Sementara bagi ibu hamil yang terpapar malathion, akan berisiko kelainan gastrointestinal (pencernaan) pada anaknya 2,5 kali lebih besar. Sedangkan pada anak-anak akan mengakibatkan leukimia, aplastik anemia, gagal ginjal, kerusakan gendan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem kekebalan tubuh.

“Kita tidak melarang penggunaan fogging, tapi harus lihat dulu kasusnya dan harus dilakukan dengan ahlinya. Intinya lakukan dahulu gerakan 3M Plus dan kerja bakti. Bila perlu setiap RT dan RW woro-woro ke warga untuk serentak menyemprot obat anti nyamuk di pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan pukul 15.00 WIB-17.00 WIB, jadi jangan cuma kita saja yang peduli pemberantasan DBD tapi tetangga yang lain tidak,” katanya.

Sementara itu, Lurah Bugel, Muhamad Nur menuturkan untuk menangani kasus DBD di wilayah Bugel, diperlukan koordinasi antara pemerintah, kader, PSM, pengurus RT dan RW. Apalagi berdasarkan catatan kasus DBD di Bugel, tahun ini sudah ada korban satu orang. Sehingga, perlu adanya tindakan serius terutama kesadaran warga untuk melakukan gerakan 3M Plus di rumah dan lingkungan masing-masing.

(korantangsel.com, dini)  

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes