TANGERANG RAYA, korantangsel.com- (Kota Tangerang) Dalam mengantisipasi munculnya kasus DBD baru, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bugel berkolaborasi dengan Kelurahan Bugel melakukan sosialisasi pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan No Fogging (bebas foging) kepada kader Posyandu, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), RT dan RW yang ada di wilayah kerja Kelurahan Bugel, tepatnya di Aula Kelurahan Bugel, Karawaci, Kamis (25/4/24)
Penangungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas
Bugel, Imi Humaira mengungkapkan pencegahan dan menangkal DBD yang akan
digalakkan di masyarakat adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas dan
plus nya adalah pencegahan dengan cara menggunakan obat anti nyamuk dan
menggunakan kelambu saat tidur. Sehingga, tidak disarankan fogging.
Menurutnya, sosialisasi no fogging ini dilakukan agar
masyarakat memahami bahwa fogging tidak bisa dilakukan kecuali saat sudah
terjadi wabah DBD, yang ditujukkan dengan peningkatan kasus berkali lipat dari
tahun sebelumnya. Karena, fogging hanya mampu mematikan nyamuk dewasa dan jika
dilakukan sembarangan, ada kemungkinan jentik nyamuk yang akan menjadi nyamuk
akan tahan terhadap bahan kimia fogging.
Tak hanya itu, ia melanjutkan material fogging yang memiliki
kandungan malathion jika dihisap oleh manusia dapat menyebabkan kelainan
saluran pencernaan. Sementara bagi ibu hamil yang terpapar malathion, akan
berisiko kelainan gastrointestinal (pencernaan) pada anaknya 2,5 kali lebih
besar. Sedangkan pada anak-anak akan mengakibatkan leukimia, aplastik anemia,
gagal ginjal, kerusakan gendan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem
kekebalan tubuh.
“Kita tidak melarang penggunaan fogging, tapi harus lihat
dulu kasusnya dan harus dilakukan dengan ahlinya. Intinya lakukan dahulu
gerakan 3M Plus dan kerja bakti. Bila perlu setiap RT dan RW woro-woro ke warga
untuk serentak menyemprot obat anti nyamuk di pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan
pukul 15.00 WIB-17.00 WIB, jadi jangan cuma kita saja yang peduli pemberantasan
DBD tapi tetangga yang lain tidak,” katanya.
Sementara itu, Lurah Bugel, Muhamad Nur menuturkan untuk
menangani kasus DBD di wilayah Bugel, diperlukan koordinasi antara pemerintah,
kader, PSM, pengurus RT dan RW. Apalagi berdasarkan catatan kasus DBD di Bugel,
tahun ini sudah ada korban satu orang. Sehingga, perlu adanya tindakan serius
terutama kesadaran warga untuk melakukan gerakan 3M Plus di rumah dan
lingkungan masing-masing.
(korantangsel.com, dini)