BISNIS,korantangsel.com- Menjadi pramugara, tentunya menjadi salah satu impian bagi para lelaki untuk meningkatkan perekonomian. Terlebih lagi saat ini moda transportasi udara kian berkembang di setiap pelosok dunia.
Dari pekerjaan itu, tentu dapat menghasilkan banyak pundi uang. Bahkan bagi mereka yang suka bepergian, menjadi seorang pramugara merupakan pilihan tepat untuk dapat menyalurkan hobi.
Lalu, bagaimana jika seorang pramugara banting stir atau beralih profesi menjadi seorang pengusaha. Hal ini tentunya menjadi pilihan berat dalam hidup.
Seperti yang dilakukan TB Ali Barata, pria asal Kota Tangerang yang telah 12 tahun menjadi seorang pramugara. Bahkan dirinya pernah mendapat beasiswa belajar di Kuala Lumpur, Malaysia.
Namun hal itu tidak membuat Ali angkuh dan ingin tetap berkarir di dunia penerbangan. Dengan tabungan yang ia miliki, Ali mencoba peruntungan baru dengan menjadi seorang peternak.
Hasil jerih payahnya selama menjadi Pramugara, ia gelontorkan untuk sebuah harapan baru.
Kata Ali, setiap manusia harus memutuskan jalan hidupnya sendiri. Apalagi menurutnya, manusia-manusia tidak bisa bekerja di satu perusahaan hingga akhir hayatnya.
"Saya memilih untuk membuka peluang usaha. Memang si jauh dari profesi sebelumnya, tapi Insya Allah ini sebuah tantangan," ujarnya saat dijumpai di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Menurut Ali, menjadi seorang pengusaha muda itu sangatlah berguna. Selain dapat menciptakan lapangan pekerjaan, Ali yakin usaha ternak kambing yang ditekuninya ini dapat menghidupi banyak orang.
"Saya yakin kalau usaha saya ini banyak membantu orang. Selain itu, dalam islam sudah jelas usaha ini dianjurkan," ucapnya.
Kandang kambing yang telah ia bangun dengan modal kurang lebih Rp. 300 juta ini, sengaja dibuat saat Pandemi Covid 19.
"Ini baru berjalan 4 bulan belakangan. Karena Corona jadi pelihara kambing, apalagi usaha ini bisa menguatkan ketahanan pangan juga," terangnya.
Bahkan menurut mantan Pramugara Air Asia ini, sebelum membuat peternakan kambing dirinya juga sudah berkecimpung di bidang usaha hewan ternak.
"Saya juga garap jual -beli sapi, tapi rekanan dengan orang lain. Sekarang saya beranikan diri untuk bisa membuka peluang saya sendiri," ujarnya.
Dia mengaku, dapat bekerja di satu perusahaan besar atau asing bukanlah hal yang begitu membanggakan. Namun dia yakin dengan bisa membangun ibu pertiwi merupakan pilihan tepat bagi setiap orang.
"Saya pernah bekerja di maskapai asing juga. Tapi ya memang menurut saya kembali ke kampung halaman dan membangun tanah kelahiran merupakan hal yang tepat," tutupnya.
(korantangsel.com,Dens)