Stefanus Yonathan Astayasa, General Manager The Springs Club mengatakan berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini tradisi yang diperkirakan dimulai di Chaozhou dan Shantou sejak zaman Dinasti Song Selatan, sengaja dihadirkan momen sakral tersebut ke dalam penyelenggaraan event malam tahun baru Imlek. Tak hanya itu, drama musikal yang dipadukan dengan pertunjukkan seni tari kreatif, yang menceritakan asal usul perayaan Tahun Baru Imlek, dan menggambarkan tentang makhluk bernama Nian semakin menambah kemeriahan dan kemewahan acara tersebut.
"Lewat drama ini, akan menggungkapkan makna dibalik warna merah, dan adanya kembang api pada perayaan Imlek," kata Stefanus kepada awak media.
Stefanus menambahkan, kemeriahan Tahun Baru Imlek diisi dengan adanya Fortune Teller atau membaca ramala-ramalan, Chinese Calligraphy, penampilan Gu Zheng atau alat musik asal China, Chinese Dance, Barongsai Tonggak, dan kembang api.
Seperti diketahui, untuk menikmati rangkaian kemeriahan Tahun Baru Imlek di Royal Spring Festival, The Spring Club membandrol harga mulai Rp 5.888.000 hingga Rp. 7.888.000 untuk satu meja, dan sebanyak 59 meja dengan kapasitas 10 orang untuk setiap mejanya, telah terjual habis.
"Permintaan konsumen sangat tinggi, sehingga kami berani menggelar di event kedua ini,” ungkap Stefanus .
(korantangsel.com,dini)
