NASIONAL,korantangsel.com- (Kabupaten Serang) Puluhan anak
mendatangi sebuah aula di Jl. Raya Karang Bolong Km. 133,6 Anyer, Serang,
Banten. Di gerbang masuk menuju aula tersebut terdapat sebuah spanduk
bertuliskan “selamat datang anak-anak Indonesia, Jambore Ramadhan 1437 H.
Yayasan Filantropi Indonesia.”
“Membumikan buku pada anak sejak dini,” adalah tema kegiatan
sore itu. Selain Jambore anak-anak, Yayasan Filantropi Indonesia (YFI) pun
mengadakan kegiatan lain, seperti tebar da’i, pemberian paket ramadhan dan
lebaran, serta pelatihan keterampilan untuk orang tua tunggal perempuan.
“kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian dari program berkelanjutan yayasan
filantropi indonesia di berbagai wilayah di Indonesia,” terang M. Irfan
Kurniawan, perwakilan Yayasan Filantropi Indonesia yang hadir memberikan
sambutan. “Kegiatan-kegiatan ini berjalan dengan dukungan para donatur dan
sponsor, baik dari perseorangan, lembaga, maupun korporasi,” lanjutnya seraya
mengucap terimakasih.
Dalam sambutannya, Irfan menjelaskan bahwa kegiatan tersebut
bertujuan untuk mendorong masyarakat, terutama para orang tua agar lebih peduli
terhadap pendidikan anak. “Anak-anak diharapkan memiliki sikap optimis serta
keyakinan untuk meraih cita-cita mereka,” jelasnya.
Irfan menyampaikan tentang minat baca anak Indonesia cukup
memprihatinkan. Laporan bank dunia no.16369-IND (education in Indonesia
from crisis to recovery) menyebutkan bahwa tingkat membaca usia kelas VI
sekolah dasar di Indonesia hanya mampu meraih skor 51, 7 di bawah
Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan singapura (74,0). Data Badan Pusat
Statistik tahun 2015 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menjadikan baca
sebagai sumber informasi, baru sekitar 23,5%, Itu jauh di bawah menonton
televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3% . Penelitian human development
index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan
Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara.
Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjdi 111 di tahun
2009. “Yayasan Filantropi Indonesia, sejak didirikan pada 13 februari 2015,
berkomitmen untuk memperbaiki kondisi yang ada. Komitmen tersebut dibuktikan
dengan program-program berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan,
ekonomi, kesehatan, dan lingkungan,” jelas M. Irfan Kurniawan kepada awak media
di akhir sambutannya.
Yayasan filantropi Indonesia pun membentuk wadah kerelawanan
dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan kemandirian
masyarakat Indonesia yang menjadi visi YFI. Hingga kini, terhitung YFI telah
melibatkan lebih dari 700 relawan di puluhan program yang dilaksanakan di
berbagai wilayah program pemberdayaan YFI.
Selain wadah kerelawanan, untuk banten, YFI pun membentuk dan
membina beberapa komunitas, seperti Komunitas Untuk Negeri (KUN), Komunitas
Senyum Banten, Komunitas Banten Mengajar, dan Komunitas Banten Membaca. “Semua
komunitas itu adalah komunitas yang melaksanakan program-program YFI di
banten,” terang Irfan.
“Ke depan, YFI akan terus menjalin kerjasama dan bermitra dengan
lembaga-lembaga, instansi pemerintah, dan korporasi untuk program pemberdayaan
masyarakat di Banten,” lanjut Irfan selaku General Manager Fundraising YFI yang
berkantor di Ciputat, Tangerang Selatan.
Selanjutnya, dalam sambutan, Dina Marlita mengungkapkan bahwa ia
sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Filantropi
Indonesia di Taman Baca Masyarakat (TBM) Rumah Tukik yang ia kelola.
Menurutnya budaya membaca buku sejak dini dapat meningkatkan
kualitas memori dan melatih keterampilan berpikir seorang anak. “Mudah-mudahan
dengan terselenggaranya kegiatan Jambore Ramadhan ini dapat melahirkan generasi
muda bangsa yang cerdas dan berintegritas,” ungkapnya.
Untuk program budaya membaca, YFI menargetkan pembangunan 10.000
perpustakaan dan taman baca masyarakat di seluruh Indonesia. “target kami
di banten adalah 100 taman baca,” ucap M. Irfan Kurniawan yang begitu optimis
bahwa program ini dapat memberikan dampak, pengaruh, dan perubahan yang
signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan masyarakat Indonesia, terutama
masyarakat Banten. Irfan pun berharap jambore anak se-Banten bisa terlaksana
agar semua pihak mengetahui potensi-potensi yang dimiliki anak-anak
banten.
Berdasarkan data yang dihimpun awak media, acara ini diikuti
lebih dari 30 anak yang berasal dari sekitar lokasi kegiatan. Acara ini
dirangkai dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, penampilan musik tradisional
Angklung dari para peserta dan dilanjutkan dengan kelas inspirasi, menonton
film inspiratif, pemberian buku bacaan dan paket lebaran, buka puasa bersama
dan diakhiri dengan deklarasi gerakan membaca Indonesia oleh para peserta.
“Saya senang dengan kegiatan ini, bisa kumpul bareng dengan
teman-teman dan ditanya tentang cita-cita oleh kakak-kakak (motivator dan
panitia penyelenggara -red),” ungkap Didi, salah satu peserta yang berusia 8
tahun. Hal tersebut senada dengan siti (9 tahun) yang mengatakan bahwa ia
sangat senang mendapatkan buku-buku bacaan yang baru, terutama buku cerita
bergambar. “Semoga Indonesia makin berbudaya dengan membaca. Dimulai dari
Banten, sebagai provinsi inisiator gerakan membaca,” harap Irfan sesaat sebelum
para peserta berbuka puasa bersama.
(korantangsel.com, adi)