BREAKING NEWS

Monday, January 25, 2016

PEMKAB TANGERANG GANDENG UGM, MASTERPLAN KAWASAN LOKALISASI DADAP

masterplan
TANGERANG RAYA,korantangsel.com- Badan Perancanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dalam membuat masterplan penanganan kawasan lokalisasi Dadap Kecematan Kosambi.

Prof Budi Pratikno dari UGM Yogyakarta menjelaskan kawasan Dadap memiliki luasan kurang lebih 12 Ha. Kawasan Dadap merupakan salah satu kawasan strategis yang lokasinya terletak diperbatasan Kabupaten Tangerang dengan Pemprov DKI Jakarta yang saat ini mengalami masalah kekumuhan berat.

Indikasinya adanya rumah-rumah tidak layak huni, banjir atau rob, infrastruktur jalan tidak memadai, layanan sanitasi dan air minum tidak optimal juga terdapat pertumbuhan lokalisasi prostitusi liar. Lahan Kawsan Dadap terdiri dari 40 persen milik masyarakat dan sisanya milik PT Angkasa Pura II dan Kementerian PUPERA.
Konsep yang akan bangun dilokasi dadap berkonsep Habluminallah beribdah ketundundukan, dan siap untuk memposisikan diri sebagai hamba (manusia dengan Allah), hablumninannas bermuamallah (komitmen sesuai dengan apa-apa yang disyariatkan Allah), dan manusia dengan alam.

Konsep Kawasan membangun antara pendidikan dan profesi nelayan dalam berupaya mendapatkan ilmu dan berkehidupan, membangun ruang terbuka hijau akrif, membangun masjid dan guidelines. Membangun Islamic Boarding school sebagai kawasan pendidikan Islam terpadu yang memuat kegiatan siswa dari SD s/d SMA.

Bangun kompleks asrama yaitu asrama laki-laki dan asrama perempuan. Kompleks asrama ini didesain dan elemen bangunan menggunakan langgamyang seragam agar harmoni. Bangun Auditorium utama menggunakan prinsip atap tropis dengan kombinasi elemen kubah dan pilar, didesain semenarik mungkin agar dapat dijadikan sebagai icon kawasan

Sistem transportasi dalam kawasan  akan dibagi jalur utama dan jalur servis, jalur utama berada disis kali prnacis dan jalur servis dibagian selatan kawasan (jalan eksisting). Pendistrian promenade dan halte dengan tujuan  mengutamakan kawasan minim oktan dari kendaraan bermotor, promenade didesain dinamis dan berselang seling.

Jalur Sepda disebar dijalan utama dan sekunder didalam kawasan, kemudian dibedakan warna hijau untuk menghindari terjadinya overelap jalur. Rencana sistem parkir kawasan menggunakan dua bentuk off street parking dan onstreet parking.
Rencana sistem parkir perahu dibagi dalam dua sistem yaitu perahu pariwisata dan perahu untuk nelayan dan parkir pariwisata diintegrasikan dengan dermaga kecil, sedangkan parkir nelayan diintegrasikan dengan kampung deret.

“Kampung deret adalah kampung yang ditempatkan diatas air yang mana fungsi bangunan berupa rumah tinggal dan rumah produksi. Rumah deret ini diperuntukan untuk nelayan produktif,” kata Prof Budi Pratikno

Dermaga nelayan dan aprkir kapal para nelayan ditempatkan di zona antara group kampung deret, dengan adanya parkir kapal ini dapat mengatais terjadinya penumpukan kapal dimuara sungai. Sedangkan untuk sistem tata hijau kawasan secara umum merupakan kombinasi antara ruang terbuka publik dan ruang hijau. Terdapat beberapa karakter tata hijau

Yang dikonsepkan dalam kawasan yaitu korider sepanjang jalan utama, taman publik (masjid dan gerbang kawasan), ruang publik hijau diantara bangunan, budidaya tanaman produktif dikawasan perumahan nelayan.Terakhir bangun gerbang kawasan dibuat dengan menggunakan elemen pilar dan kubah dirangkaikan dalam tiga kelompok pilar dengan komposisi berundak. Bentuk berundak dan cendrung miring kesisi luar merupakan maksud dari elemen penerima kedalam kawasan.

“Rencana pembangunan kawasan ini dapat dilakukan dalam tahapan tahun. Terdapat 10 tahun jangka pembangunan yang terdiri atas satu tahun perencanaan, dan 9 tahun pembangunan. Kemudian pekerjaan di bagi menjadi dua jenis yaitu fisik bangunan dan lansekap. Biaya diperkirakan 250 miliar. Konsep ini mirip pembangunan kawasan rumah nelayan di Tegal yang akan diresmikan oleh Presiden RI Jokowi,” kata profesor Budi

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengaku konsep pembangunan kawasan Lokalisasi Dadap sangat jauh dari ekspektasi saya dikarenakan konsepnya sangat bagus. “Pemikiran saya hanya buat wisata kuliner itu hanya saung gajebo yang lantainya di cor sampai tidak kelihatan permukaan tanah,” kata Zaki

Terkait dengan pembangunan, Pemkab Tangerang sudah ada MoU dengan PT Angkasa Pura II (Bandara Soekarno Hatta), karena ada sebagian lahan milik PT Angkasa pura II dikawasan Dadap ditempati sejak tahun 1980 an.



Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes