TANGERANG RAYA,korantangsel.com- Badan
Perancanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang menggandeng Universitas
Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dalam membuat masterplan penanganan kawasan lokalisasi
Dadap Kecematan Kosambi.
Prof Budi Pratikno dari UGM Yogyakarta
menjelaskan kawasan Dadap memiliki luasan kurang lebih 12 Ha. Kawasan Dadap
merupakan salah satu kawasan strategis yang lokasinya terletak diperbatasan
Kabupaten Tangerang dengan Pemprov DKI Jakarta yang saat ini mengalami masalah
kekumuhan berat.
Indikasinya adanya rumah-rumah tidak layak
huni, banjir atau rob, infrastruktur jalan tidak memadai, layanan sanitasi dan
air minum tidak optimal juga terdapat pertumbuhan lokalisasi prostitusi liar.
Lahan Kawsan Dadap terdiri dari 40 persen milik masyarakat dan sisanya milik PT
Angkasa Pura II dan Kementerian PUPERA.
Konsep yang akan bangun dilokasi dadap
berkonsep Habluminallah beribdah ketundundukan, dan siap untuk memposisikan
diri sebagai hamba (manusia dengan Allah), hablumninannas bermuamallah
(komitmen sesuai dengan apa-apa yang disyariatkan Allah), dan manusia dengan
alam.
Konsep Kawasan membangun antara pendidikan
dan profesi nelayan dalam berupaya mendapatkan ilmu dan berkehidupan, membangun
ruang terbuka hijau akrif, membangun masjid dan guidelines. Membangun Islamic
Boarding school sebagai kawasan pendidikan Islam terpadu yang memuat kegiatan
siswa dari SD s/d SMA.
Bangun kompleks asrama yaitu asrama
laki-laki dan asrama perempuan. Kompleks asrama ini didesain dan elemen
bangunan menggunakan langgamyang seragam agar harmoni. Bangun Auditorium utama
menggunakan prinsip atap tropis dengan kombinasi elemen kubah dan pilar,
didesain semenarik mungkin agar dapat dijadikan sebagai icon kawasan
Sistem transportasi dalam kawasan
akan dibagi jalur utama dan jalur servis, jalur utama berada disis kali prnacis
dan jalur servis dibagian selatan kawasan (jalan eksisting). Pendistrian
promenade dan halte dengan tujuan mengutamakan kawasan minim oktan dari
kendaraan bermotor, promenade didesain dinamis dan berselang seling.
Jalur Sepda disebar dijalan utama dan
sekunder didalam kawasan, kemudian dibedakan warna hijau untuk menghindari
terjadinya overelap jalur. Rencana sistem parkir kawasan menggunakan dua bentuk
off street parking dan onstreet parking.
Rencana sistem parkir perahu dibagi dalam
dua sistem yaitu perahu pariwisata dan perahu untuk nelayan dan parkir
pariwisata diintegrasikan dengan dermaga kecil, sedangkan parkir nelayan
diintegrasikan dengan kampung deret.
“Kampung deret adalah kampung yang
ditempatkan diatas air yang mana fungsi bangunan berupa rumah tinggal dan rumah
produksi. Rumah deret ini diperuntukan untuk nelayan produktif,” kata Prof Budi
Pratikno
Dermaga nelayan dan aprkir kapal para
nelayan ditempatkan di zona antara group kampung deret, dengan adanya parkir
kapal ini dapat mengatais terjadinya penumpukan kapal dimuara sungai. Sedangkan
untuk sistem tata hijau kawasan secara umum merupakan kombinasi antara ruang
terbuka publik dan ruang hijau. Terdapat beberapa karakter tata hijau
Yang dikonsepkan dalam kawasan yaitu
korider sepanjang jalan utama, taman publik (masjid dan gerbang kawasan), ruang
publik hijau diantara bangunan, budidaya tanaman produktif dikawasan perumahan
nelayan.Terakhir bangun gerbang kawasan dibuat dengan menggunakan elemen pilar
dan kubah dirangkaikan dalam tiga kelompok pilar dengan komposisi berundak.
Bentuk berundak dan cendrung miring kesisi luar merupakan maksud dari elemen
penerima kedalam kawasan.
“Rencana pembangunan kawasan ini dapat
dilakukan dalam tahapan tahun. Terdapat 10 tahun jangka pembangunan yang
terdiri atas satu tahun perencanaan, dan 9 tahun pembangunan. Kemudian
pekerjaan di bagi menjadi dua jenis yaitu fisik bangunan dan lansekap. Biaya
diperkirakan 250 miliar. Konsep ini mirip pembangunan kawasan rumah nelayan di
Tegal yang akan diresmikan oleh Presiden RI Jokowi,” kata profesor Budi
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar
mengaku konsep pembangunan kawasan Lokalisasi Dadap sangat jauh dari ekspektasi
saya dikarenakan konsepnya sangat bagus. “Pemikiran saya hanya buat wisata
kuliner itu hanya saung gajebo yang lantainya di cor sampai tidak kelihatan
permukaan tanah,” kata Zaki
Terkait dengan pembangunan, Pemkab
Tangerang sudah ada MoU dengan PT Angkasa Pura II (Bandara Soekarno Hatta),
karena ada sebagian lahan milik PT Angkasa pura II dikawasan Dadap ditempati
sejak tahun 1980 an.