BREAKING NEWS

Saturday, February 28, 2015

KISAH BEGAL DIBAKAR MASSA DI PONDOK AREN, MASSA BERINGAS

begal
TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Beringas. Mungkin itu kata yang tepat mengambarkan detik-detik pelaku begal yang dibakar massa di Jalan Mesjid Baitul Rahim RT 01/03 Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren. Tidak ada yang menggerakkan; ribuan massa dengan beringas menyeret pelaku begal hingga tewas. Tak puas dihakimi, pelaku dibakar hingga sekujur tubuhnya tidak lagi dikenali.

Jalan Masjid Baitul Rahim, Kecamatan Pondok Aren, mendadak terkenal. Ya, daerah ini dikenal lantaran ada peristiwa di mana seorang begal tewas dihakimi massa dan mayatnya dibakar di tengah jalan. Pelaku begal itu berhasil ditangkap massa ketika hendak merampok motor Honda Beat bernomor polisi B 6878 WHO milik Wahyu Hidayat (21), Selasa (24/2), sekira pukul 00.10 WIB. Dari empat pelaku, tiga pelaku berhasil melarikan diri. Dua korban, Wahyu dan Sri Triani (19) mengalami luka di tangan dan kaki karena dihantam samurai ketika motornya hendak dirampas.

Saat tim reporter korantangsel.com mendatangi wilayah ini, kemarin, hiruk pikuk masyarakatnya masih berjalan normal. Tidak ada yang berbeda dibanding hari-hari sebelumnya, hanya saja beberapa kru media baik lokal ataupun nasional hilir-mudik di daerah tersebut. Setidaknya ada empat televisi nasional yang menayangkan secara langsung dari lokasi kejadian pembakaran begal.

Warga yang melintas banyak yang diwawancarai. Pertanyaan para jurnalis televisi pun hampir beragam, bagaimana peristiwa itu terjadi.

Warga tidak menolak dan menerima wawancara yang diminta kru televisi. Warga secara detail menceritakan kisah pelaku dibakar massa. Semua cerita warga menyeramkan bahkan cenderung tidak bisa diterima akal sehat. Ada dua titik lokasi eksekusi begal, pertama di Jalan Raya Ceger dan kedua di gang Masjid Baitul Rahim.

Ada cerita sebelum dibakar, pelaku diseret saat bersembunyi dari rumah milik Asmi, di RT 03/03 Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren. Jaraknya rumah Asmi dari jalan utama sekira 100 meter. Pelaku sampai rumah Asmi ketika hendak melarikan diri selepas gagal merampok motor Wahyu. Ketiga temannya berhasil melarikan diri. Karena panik, pelaru berlari dan masuk ke rumah Asmi, yang kebetulan tidak ada pagarnya. Rumahnya berada persis di pinggir jalan dan disekelilingnya banyak toko-toko seperti sembako, pulsa ataupun warung makan. “Saat pelaku masuk rumah saya sedang tidur. Saya terbangun lantaran mendengar suara gaduh warga yang mengejar pelaku,” katanya saat ditemui di lokasi.

Asmi mengatakan, pelaku langsung masuk loteng dan sempat bersembunyi beberapa menit. Tidak selang berapa lama, pelaku terjatuh dari loteng dan langsung bersembunyi di kamar mandi. Massa waktu itu sangat banyak dan tidak terkendali. Dirinya bersama beberapa warga langsung mendobrak pintu kamar mandi. “Saat ditangkap tidak ada perlawanan, hanya matanya melotot seperti orang kesurupan,” katanya.

Selepas ditangkap, pelaku langsung diarak massa yang beringas. Dirinya tidak ingat lagi kejadian tersebut karena yang dipikirkannya saat itu bagaimana mengeluarkan pelaku agar massa tidak merengsek masuk ke rumahnya. “Itu kan massa tidak semuanya saya kenal. Ketimbang nanti bermasalah dan rumah diamuk massa, mending langsung saya amankan itu pelaku,” imbuhnya.

Asmi mengatakan suasana malam itu terasa mencekam. Massa beringas dan berteriak-teriak. Setelah keluar dari kamar mandi dan diserahkan ke massa, ia mendengar suara hantaman benda keras. Sepertinya habis itu pelaku dipukulin massa yang penuh amarah. Ia pun melihat pelaku diseret ke jalan utama. “Saya tidak habis fikir kenapa massa bisa seberingas itu. Menyeramkan dan tidak masuk akal aksi massa tersebut,” ungkapnya.



(korantangsel.com, usni & rr009)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes