BREAKING NEWS

Monday, January 19, 2015

KINERJA DENDY (KA DTKBP TANGSEL) LAGI DISOROT, BANYAK PROYEK MANGKRAK

dinas tata kota tangsel
TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Kepala DTKBP (Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman) Dendy Priandana termasuk pejabat yang tengah disorot. Gara-garanya pekerjaan di instansi yang dipimpin Dendy banyak proyek mangkrak. Pada tahun 2014 saja, total ada 73 paket proyek fisik, 14 paket diantaranya tidak kelar. Puluhan paket proyek ini anggaran totalnya sebesar Rp395,1 miliar.

Paket proyek terdiri dari pembangunan kantor kelurahan sebanyak 13 proyek. Aula kantor sebanyak enam paket. Interior kantor kelurahan dua paket. Pembangunan ruang tambah, ruang kelas 27 paket. Pembangunan rumah tidak layak sebanyak 15 paket.Pembangunan Tugu Batas Kota lima paket serta Pembangunan TPS 3R sebanyak lima paket. Dari puluhan paket pekerjaan, tidak semua yang selesai 100 persen.

Buruknya kinerja Dendy bahkan membuat Sekretaris Komisi IV DPRD Aguslan Busro pusing. “Pusing saya dengan DTKBP, kerjanya nggak beres. Kita sudah panggil agar kerja benar, tapi gitu lagi, gitu lagi, tak ada peningkatan kinerja,” katanya, saat dihubungi melalui telepon genggam, kemarin.

Dirinya sudah berkoordinasi dengan internal komisi untuk melakukan pemanggilan mempertanyakan kinerjanya yang jeblok.

Direktur Sekolah Demokrasi Deddy Ramanta mengatakan buruknya kinerja DTKBP disebabkan kuatnya tarik menarik antara pihak ketiga dengan kuasa pengguna anggaran dalam hal pembagian komisi proyek. Kondisi ini berdampak kepada lambannya pengerjaan dan buruknya pengerjaan kegiatan yang digarap DTKBP. “Yang terjadi untuk menghemat uang karena besarnya fee untuk pejabat. Pihak ketiga pun meminimalisasi anggaran kegiatan. Kerjaan banyak tidak beres dan tidak sesuai spek,” imbuhnya.

Ia menilai bila budaya itu tidak diubah, tidak ada perubahan dalam hal serapan anggaran diinstansi tersebut. “Sudah menjadi rahasia umum bila oknum PNS kaya lantaran mendapat jatah fee proyek. Bila mengandalkan gaji dari mana mereka dapat uang membeli rumah mewah atau mobil mewah?, Tanya Deddy.

Solusi yang ditawarkan Deddy adalah mengubah mental para birokrat agar tidak berselingkuh dengan pengusaha dalam mengatur bagi-bagi proyek. Caranya dengan membuka ruang sebesar-besarnya dalam setiap pengadaan proyek. “Lewat situs internet yang dibuka oleh setiap SKPD bisa menjadi solusi. Itupun kalau ada kemauan dari pejabat, sebab dengan melakukan ini sama saja dengan memotong “rezeki” mereka,” ujarnya.

Pengamat Politik Djaka Badranaya berpandangan kalau mengikis adanya permainan proyek dengan melakukan evaluasi setiap bulan. Instansi rutin mengawasi jalannya pengerjaan proyek, bila ini dilakukan pengerjaan bisa berjalan baik. Kembali lagi, bisa tidak hal itu dikerjakan karena sudah menjadi rahasia umum kalau bagi-bagi proyek sering terjadi.
Djaka menilai harus ada kemauan dari pembuat kebijakan untuk mengubah ini. Bila tidak dilakukan, rasanya sulit anggaran terserap secara maksimal. “Kalau sudah begini, ini menjadi tugas kita untuk mengawasi jalannya pemerintahan,” katanya.


Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes