TANGERANG SELATAN, korantangsel.com- Bisnis
esek-esek di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) kian menjamur. Modusnya pun
banyak, mulai terselubung hingga terang-terangan. Yang terselubung dilakukan
dengan banyak cara, dari ketemu di tempat karaoke, panti pijat, hingga melalui
situs online. Sementara modus terang-terangan biasanya menawarkan
diri di jalan raya, namun modus ini sudah jarang ditemui. Selain rawan razia,
keuntungannya juga tidak besar.
Saat penelusuran tim www.korantangsel.com,
beberapa tempat panti pijat yang diduga menawarkan esek-esek.
Seperti panti pijat di Jalan Raya Serpong.
Di daerah pusat perdagangan ini, menjamur beberapa tempat pijat. Fasilitas yang
disediakan pun beragam mulai dari message, lulur, hingga spa.
Untuk 90 menit message tarifnya dikenakan sebesar Rp 150 ribu.
Pengunjung bisa memilih foto-foto terapis yang berpakaian seksi dengan wajah
menggoda.
Tidak puas hanya dengan foto, pengunjung
bisa langsung melihat terapisnya. Bahas gaulnya, adu kontes. Di mana, terapis
berdiri di tangga dengan pakaian seksi dan pengunjung bisa memilih. Begitu
cocok, pelanggan masuk ke tempat pijat yang ukurannya sekira 4X4 meter. Lampu
kamar pijat juga tidak terang, hanya lampu berukuran lima watt.
Tidak berselang berapa lama, terapis yang
dipilih datang dengan pakaian yang cukup seksi. Hanya sebentar terapis memijat,
tanpa sungkan, ia langsung menawarkan diri. Sekali bercinta atau making
love harganya dipatok Rp 400 ribu, oral seks antara Rp 250 ribu hingga
Rp 300 ribu. Selain menawarkan diri di panti pijat, terapis juga bisa di booking di
hotel, namun harganya lebih mahal angkanya bisa mencapai Rp 800 ribu. Harga
segitu bisa dua kali main.
“Pasarannya memang segitu, Rp 800
ribu kalau mau booking di hotel. Kalau disini mah Rp
400 ribu sekali main,” kata Cindy, terapis.
Janda satu anak ini mengatakan, harga
ongkos bercinta masing-masing terapis berbeda. Namun, tetap ada ongkos termurah
yakni Rp 350 ribu. Harga segitu tidak bisa ditawar dan menjadi patokan harga di
panti pijat.
“Kalau ada yang mau di bawah Rp 350 ribu
merusak harga,” ungkapnya.Tidak hanya panti pijat, perempuan yang biasa
menemani di karaoke juga bisa diajak kencan.
Saat mengunjungi sebuah karaoke di Jalan
Raya Serpong, kami menemui banyak perempuan yang biasa disebut Lady Companion
(LC). Pengunjung bisa memilih LC melalui kaca besar, bila cocok, bisa langsung
menemani karaoke.
Bagaimana modus bisa mengajak kencan?
Biasanya pengunjung disodori minuman keras, dan saat sudah mabuk, transaksi
bisa dilakukan. Ada tempat karaoke yang menyediakan ruangan untuk memuaskan
hasrat, namun ada yang bisa di-booking di hotel. “Untuk ongkosnya tergantung
negosiasi,” kata Karin, seorang pemandu karaoke.
Sementara itu, Kasi Hiburan dan Rekreasi
Satpol PP Kota Tangsel Taufik Wahidin mengakui, transaksi esek-esek dilakukan
dengan banyak cara. Bahkan kini modusnya ada yang model via telepon atau situs online atau
tempat hiburan.
“Kalau dulu kelihatan PSK-nya karena di
pinggir jalan, gampang ditertibkan. Sekarang PSK di sini kelihatan sedikit,
karena transaksi di telepon atau tempat hiburan,” katanya saat ditemui di ruang
kerjanya, kemarin.
Taufik mengungkapkan, lazimnya kota yang
berkembang, transaksi model pinggir jalan ditinggalkan. Hotel mana yang
dijadikan tempat esek-esek, Taufik enggan menjelaskan, ia hanya menerangkan
kalau transaksi di hotel sudah menjadi rahasia umum. Meski sudah mencium
gelagat tersebut, pihaknya kini hanya melakukan pemantauan-pemantauan, karena
untuk menggerebek hotel tidak mudah, butuh proses. Apalagi bila hotel itu masuk
kategori bintang empat, yang privasi tamu sangat dijaga.
“Razia di hotel tetap diintensifkan, namun
untuk menjangkau tempat eksklusif butuh waktu,” ujarnya.
(korantangsel.com,usni)