TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com - Program open office atau wadah penampungan aspirasi masyarakat
Kota Tangerang Selatan yang selama ini digelar satu tahun lebih oleh Walikota
Tangsel Airin Rachmi Diany, terancam dihilangkan.
Kabag Humas
dan Protokoler Pemkot Tangsel, Dedi Rafidi mengatakan, penundaan open office
selama Desember lebih dikarenakan persoalan teknis. Di mana jadwal walikota
padat lantaran harus membahas program guna menyusun APBD Murni 2015.
“Jadi hanya
ditunda, bukan dihilangkan sama sekali. Program itu akan tetap ada,” katanya
saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Tak hanya
kebut dalam membuat program, jadwal walikota yang kerap bolak-balik luar negeri
juga menjadi alasan kenapa open office kembali ditunda.
“Open
Officenya hanya ditunda karena waktu walikota padat. Beberapa waktu lalu saja
ke Korea Selatan menghadiri undangan. Sekarang garap APBD Murni. Maka itu,
ketimbang menjanjikan pertemuan, ujung-ujungnya walikota tidak bisa, mending
kita batalkan saja untuk Desember ini,” ungkapnya.
Deddy menjamin
penundaan hanya pada Desember saja. Setelah itu, agenda rutin ini akan kembali
digelar. Masyarakat bisa menyalurkan aspirasi dan uneg-unegnya kepada walikota.
Seperti
diketahui, open office ini merupakan salah satu cara komunikasi walikota dengan
warga. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana program pemkot yang sudah
berjalan. Jadi bila ada program mandeg bisa langsung ditindaklanjuti.
Sebelumnya,
program open office yang digagas walikota Airin dikritisi sejumlah kalangan.
Direktur Sekolah Demokrasi Deddy Ramanta menilai gaya komunikasi Airin dengan
menggelar open office sudah ketinggalan zaman.
Di tengah
mobilitas warga Tangsel yang terhitung tinggi, metode tatap langsung tidak
efektif. “Saya lihat open office ini bagian dari pencitraan saja. Kalau untuk
aspirasi kenapa tidak memanfaatkan teknologi yang lebih efektif dan efisien,”
katanya.
Deddy
menyarankan, komunikasi walikota dengan warga diubah. Untuk menyerap aspirasi
Airin disarankan tinggal membuat situs yang menyaring kritik dan saran.
Termasuk dapat dilakukan melalui radio dengan program talk show.
Metode ini
bisa lebih efektif ketimbang tatap langsung yang sudah ketinggalan jaman.
“Makanya agak lucu kalau untuk menyerap aspirasi masyarakat pake open office
segala,” ungkapnya
(korantangsel.com, usni)