TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Sejumlah
pengendara yang melintas di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Pamulang dihantui
rasa was-was. Soalnya, billboard yang berada dekat pertigaan Perumahan Witana
Harja nyaris rubuh yang sewaktu-waktu bisa menimpa pengendara.
Pantauan Radar Banten, kemarin, billboard yang memasang foto
mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu, ringsek dan hampir rubuh akibat
terpaan angin beberapa waktu lalu.
Papannya tersangkut pepohonan yang ada di sekitar bilboard. Bila
tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin akan menimpa pengendara yang
melintas.
Antoro (29), warga Pamulang mengaku kerap was-was bila melintas
daerah tersebut. Apalagi cuaca sekarang tidak menentu dan hembusan anginnya
cukup kencang. Dirinya khawatir bila billboard tidak dipotong akan jatuh dan
tertimpa pengendara. “Ini berbahaya kalau didiamkan begitu saja. Bilboard
tersebut harus segera dirobohkan bila tidak ingin ada korban jiwa,” katanya,
saat ditemui di lokasi.
Ia heran kenapa billboard itu tidak juga diturunkan meski sudah
nyaris rubuh sejak beberapa hari lalu. Apalagi Jalan Raya Siliwangi termasuk
jalur padat karena menghubungkan pusat pemerintahan ataupun kampus. Takutnya
bila ada hujan angin akan menimpa pengendara yang bakal menimbulkan korban
jiwa. “Besi-besinya lancip dan berkarat. Bila didiamkan, bahaya sekali,”
ungkapnya.
Senada disampaikan Adi (30), pengendara lainnya. “Saya baru
sadar ada billboard nyaris rubuh. Bahaya kalau tidak diturunkan, bisa menimbulkan
korban jiwa,” ujarnya.
Dirinya berharap pemerintah sigap dan segera mengambil langkah
antisipastif. Jangan sudah ada korban jiwa baru bergerak. Adi yang baru tahu
ada billboard nyaris rubuh, mengaku kini lebih berhati-hati. Dirinya pun
mempertimbangkan akan melalui jalur tersebut, sebab, angin di Pamulang tidak
menentu. “Antisipasi saja, takutnya kejadian. Mending tidak usah lewat jalur
itu,” kata warga Kebon Nanas ini.
Sekretaris Satpol PP Kota Tangsel M Nur mengaku perbaikan baru
dilakukan. Ini disebabkan mobil alat berat untuk menurunkan billboardnya baru
ada. Sebetulnya sudah ada upaya menurunkan billboard ketika nyaris rubuh, namun
karena keterbatasan alat, akhirnya ditunda.
Kata dia, untuk menurunkan billboard tersebut bukan perkara mudah.
Selain cukup sulit mencopoti besi-besinya, billboard itu juga nyangkut di pohon
serta kabel-kabel listrik. Kalau asal dicopot membahayakan dan berakibat
padamnya listrik. “Tim kita langsung turun begitu ada informasi billboard
nyaris rubuh. Karena keterbatasan alat, kita tunda sampai Kamis pagi,”
ungkapnya.
Ia pun mengimbau pengendara agar berhati-hati melalui jalur
tersebut. Minimal melihat ke arah billboard, supaya bisa mengantisipasi
kejadian yang tidak diinginkan.
(korantangsel.com, usni)