TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Kepala Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
Moch Taher Rochmadi kena semprot Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Kejadian ini berawal
dari pembacaan nilai adipura yang diperoleh dari setiap sektor penilaian dalam
evaluasi penilaian adipura di Puspitek, Kemarin.
Evaluasi yang dihadiri
Camat, Lurah se-Tangsel serta Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini
membacakan hasil penilaian disetiap bidang. Ketika dibacakan penilaian
dari setiap unsur penilaian yang ada di tahap 2 (P2). Airin kecewa karena nilai
yang diharapkan masih jauh dari yang didapatkan.
“Nilai diwilayah
perumahan dan pemukiman hanya 71,49, seharusnya kita dapat 75,”ungkapnya.
Airin heran dengan
nilai yang diperoleh diwilayah tersebut. Sebab kata ibu dua anak ini, perumahan
dan pemukiman nilainya harusnya besar, karena banyak yang membersihkan yakni
warga perumahan setempat.
Tapi, kita lihat di
sini, Pondok Benda baru 62,7, harusnya pemukiman lebih mudah. Camat sama
lurahnya ke mana ini? Berarti camat dan lurah gak jalan," ujarnya.
Tidak hanya dikawasan
pemukiman, Airin membacakan hasil penilaian di Jalan utama dan jalan arteri.
Airin pun kaget nilainya hanya 64, jauh dari angka penilaian kategori baik
dalam adipura.
Airin pun mulai menyemprot Kepala DKPP Taher. "Ini berarti gagal kebersihan jalannya. Pak Taher mana?" Kata Airin, sambil melemparkan pandangannya ke arah peserta rapat yang tunjuk tangan.
Saat itu, Taher duduk
di bangku paling belakang. "Hadir bu," kata Taher setengah berteriak,
berdiri dan mengangkat tangan. Airin pun bertanya kepada Taher. "Pak
Taher, di Jalan Raya Serpong ada pesaponnya (penyapu jalan) gak? Kalau ada,
kenapa sampah ada terus. Kenapa Jalan Raya Puspiptek juga nilainya kecil,"
ungkap Airin dengan nada tinggi.
Pada saat itu, Taher
menjawab seadanya. Ia bilang "ada, mereka bekerja. Menyapu setiap pagi dan
sore," ujar mantan sekdis pendidikan ini.
Airin melanjutkan,
kalau pesapon ada, dan bekerja sementara nilainya masih kecil maka harus ada
yang diperbaiki. Kepala DKPP Tangsel harus turun ke lapangan. Jangan hanya
percaya dengan laporan anak buah bahwa penyapu jalan sudah bekerja dengan baik.
"Ini evaluasi saya. Jalan puspiptek, 59,6. Sudah ada pesapon, tapi
nilainya kecil. Mulai sekarang, cek ke lapangan. Pastikan itu, kalau mereka
bekerja. Anggaran besar, tapi hasil kurang maksimal," tutur Airin lagi.
Selain
menginstruksikan Taher turun ke lapangan, Airin juga meminta agar dibuat skema
lebih baik untuk masalah persampahan ini. Kalau perlu, ditambah orang.
"Untuk jalan, jelas anggarannya. Kalau seperti ini, pesapon bekerja tidak
maksimal," ujarnya.
Tak hanya Taher yang
disemprot, Camat Serpong Durahman pun ikut disemprot. Airin mengevaluasi
kondisi pasar serpong yang tumpah ke jalan. Nilai yang diperoleh hanya 62 poin.
"Pak camat juga harus setiap hari lihat. Tidak apa-apa, semenit dua menit
ke sana. Yang pasti, bapak harus bisa memastikan bahwa di situ sudah tertib,
jangan kalau ada kegiatan Pasar Serpong baru dibereskan. Atau, kalau juri mau
datang. Ada juri, gerak. Gak ada, begitu lagi," tegas Airin.
Tak sampai di situ,
kemarahan Airin soal kinerja anak buahnya juga tampak dari koreksinya terhadap
sampah di. Pasar Ciputat-Cimanggis, di pasar ini nilai yang didapat hanya 30
poin. Airin menyayangkan keadaan ini, karena pasar itu berada di perbatasan
Tangsel dengan Jakarta. Sehingga, ketika pasar itu jelek maka 'muka' Tangsel di
mata warga Jakarta juga negatif. "Padahal banyak dilewati orang penting.
Kalau hanya 30 nilainya, ini kebangetan," katanya.
(korantangsel.com,
zie)