BREAKING NEWS

Thursday, September 18, 2014

KONTROVERSI RUU PILKADA, BELUM JELAS

saleh asnawi
TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada) yang saat ini tengah digodok DPR-RI tengah dinanti keputusannya.  Ada beberapa opsi yang diterangkan dalam RUU, seperti pemilu walikota/bupati/ gubernur dipilih oleh DPRD atau pemilu langsung yang saat ini diterapkan dimana rakyat memiliki hak suara untuk memilih.

Terkait hal tersebut, banyak warga masyarakat yang tidak setuju, khususnya masyarakat Kota Tangerang Selatan Banten.

Tanggapan masyarakat mengenai hal ini, dikatakan akan banyak kerugian yang terjadi di masyarakat, karena  warga masyarakat tidak melihat atau mengikuti secara langsung sistem pemilihan di dalam DPRD, sehingga di curigai akan banyak kecurangan yang terjadi.

Afif Musthofa, warga Sudimara Tangsel, dirinya tidak setuju dengan adanya perubahan tata cara pemilihan kepala daerah yang dipilih langsung oleh Anggota Dewan, “tetapi kalo emang mau dilaksanakan mendingan kudu ada perwakilan dari masyarakat yang di lapangan seperti Ketua RT sama Ketua RW ikut melakukan rapat bersama wakil rakyat yang ada di gedung DPRD ,” katanya dengan lantang.

Di waktu yang berbeda, Ria, salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Ciputat Tangsel, dirinya mengatakan, pemerintah jangan suka bodohin masyarakat terus, “jangan bodoh-bodohin masyarakat melulu, kita udah capek pilih itu pilih ini tapi pelaksanaan pas udah jadi mah nol gede banget, ga ada yang peduli dengan masyarakat, kalo ada perlunya aja, baru belaga memperhatikan masyarakat,” kata ibu Ria yang penuh dengan semangat.

Namun menurut Drs. H. Saleh Asnawi, salah satu tokoh masyarakat Tangsel dirinya mengatakan bahwa pemilihan kepala daerah dengan menggunakan mekanisme apapun itu baik-baik saja, hanya bagaimana persepsinya saja, “hanya persepsi masyarakatnya saja bagaimana yang terbaik itu lah yang harus dilaksanakan,” ujar salah satu tokoh masyarakat Tangsel saat diwawancarai tim reporter korantangsel.com.

“hemat pikir saya, pilkada langsung juga baik, karena perubahan pilkada langsung ini pun adalah bagian dari sejarah pada tahun 1998, dimana banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan reformasi, yang memperjuangkan nasib Negara, jadi maksud saya pilkada langsung jauh lebih baik,” tambahnya.
“jika ada pemikiran-pemikiran negatif terkait pilkada langsung, ya di carikan solusinya, untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbuh tokoh masyarakat yang sekaligus adalah Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan.

Diketahui, Panitia Kerja (Panja) RUU Pilkada melahirkan tiga opsi, pertama pasangan gubernur, walikota dan bupati dipilih langsung seperti sekarang. Dalam opsi ini didukung oleh PDIP, Hanura, PKB, PKS dan pemerintah.

Opsi kedua, pasangan gubernur, walikota dan bupati dipilih oleh DPRD didukung oleh Demokrat, Golkar, PAN, PPP dan Gerindra. Opsi ketiga, gubernur dipilih langsung, namun bupati, wali kota dipilih DPRD hanya didukung oleh DPD


(korantangsel.com, indrawan)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes