TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Pengangguran di
Kota Tangsel diprediksi mengalami peningkatan. Pasalnya, terjadi perpindahan
penduduk ke daerah bekas pemekaran Kabupaten Tangerang paska Lebaran. Adanya
penduduk baru ini berdampak akan menambah jumlah pengangguran. Saat ini
penganggur di Kota Tangsel mencapai 50 ribuan.
“Angka pastinya saya belum tahu, namun melihat pengalaman tahun
lalu, akan terjadi peningkatan jumlah pengangguran,” kata Kabid Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)
Kota Tangsel Suyatman Ahmad, saat ditemui di ruang kerjanya, (11/8).
Dirinya mengatakan, Kota Tangsel tetap menjadi magnet pendatang
baru setelah Jakarta. Apalagi, Tangsel telah menjadi kota perdagangan dan jasa
yang cukup pesat. Tingginya indeks perdagangan disini berdampak kebutuhan
tenaga kerja. Suyatman pun telah mengantisipasi bila terjadi pendatang baru
dalam jumlah besar. Seperti koordinasi dengan perusahaan ataupun mengadakan Job
Fair. Khusus untuk Job Fair tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, mungkin dua
bulan atau tiga bulan lagi. Ini disebabkan, untuk mengadakan kegiatan tersebut
membutuhkan dana dan juga persiapan yang matang.
Selain kerjasama dengan perusahaan, pihaknya juga akan
berkoordinasi sama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk
mengetahui jumlah pasti pendatang baru yang tiba di Kota Tangsel paska
Lebaran.
Suyatman mengungkapkan, pengangguran baru bisa terjadi karena
tidak semua warga baru yang merantau mendapat pekerjaan. Apalagi bila pendatang
baru tidak memiliki pendidikan kerja yang memadai. Tenaga kerja dengan bekal
izasah hanya tamatan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama biasanya sulit
dapat kerja. “Kalaupun ada hanya sebagai tenaga kerja kasar,” ujarnya.
Petugas Pengawas Dinsosnakertrans Kota Tangsel Tua Rusli
beranggapan kalaupun ada pengangguran baru angkanya tidak terlalu siginifikan.
Ia melihat, pendatang baru yang tiba di Kota Tangsel hanya bekerja informal,
seperti menjadi pembantu rumah tangga.
“Jumlah pendatang baru yang ingin jadi PRT tidak begitu
signifikan. Paling kurang dari 500an. Jadi kalupun mereka tidak bekerja,
dampaknya tidak begitu besar,” kilahnya.
(korantangsel.com, dus & ujiansma)