TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Peresmian bedah
warung yang dilakukan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kranggan
Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dihadiri oleh ratusan ibu-ibu
dan tokoh masyarakat Kranggan.
Sebanyak 14 warung se-Tangsel dibedah dan diberikan bantuan oleh Pemkot setempat. Terhitung, masing-masing warung yang berada di kawasan lingkungan kurang mampu tersebut, mendapat bantuan Rp 30 juta per unitnya. Keempat belas warung tersebut, tujuh diantaranya berada di Kecamatan Setu, dua di Pamulang, dan sisanya masing-masing satu unit di Kecamatan lainnya.
Kepala Dinkop dan UKM
Kota Tangsel Warman Syanudin mengatakan, tahun ini bedah warung tahun ini ada
tujuh warung yang akan dibedah. Ketujuh warung UMKM yang akan dibedah itu di
antaranya di Ciputat Timur. Yaitu warung ada di Kampung Utan Kayu, No 38, RT
03/06, Cempaka Putih. Kemudian, warung di Jalan KH Dewantoro RT03/07, Kelurahan
Sawah Lama, Ciputat. Untuk Kecamatan Pamulang, warung yang dibedah berlokasi di
Jalan Anggrek, RT 03/18 Kelurahan Pondok Benda. “Sementara di Kecamatan Setu
ini ada empat warung yang dibedah,” jelasnya.
Target dari program
itu, kata Warman, adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan
warung itu, warga memiliki sarana dan pemasaran untuk memajang produk UKM di
lingkungannya. “Produk-produk UMKM di lingkungannya bisa dijajakan dan dijual
kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” kata Warman sambil mengatakan
tidak hanya dibantu bangunanya saja namun juga isinya juga dibantu sebesar Rp 6
juta per warung.
Warga Kranggan,
Deviani (35), dia sangat bersyukur dengan adanya bedah warung ini.
"Alhamdulillah, ini manfaatnya banyak. Saya harap usaha saya ini maju,
tidak seperti sebelumnya," kata ibu dua anak ini dengan senyum sumringah
Walikota Tangsel Airin
Rachmi Diany, dalam sambutannya mengatakan, program bedah warung yang dilakukan
Dinkop dan UKM Kota Tangsel adalah guna memberdayakan masyarakat. Menurutnya,
kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk membuat masyarakat lebih sejahtera.
“Harapan saya, apa
yang dilakukan Dinkop dan UKM benar-benar dirasakan masyarakat. Program yang
dibuat, harus tampak di masyarakat. Ternyata, hari ini bisa kita lihat
hasilnya,” kata Airin.
Airin juga
mengomentari soal program bedah warung yang digulirkan Dinkop. Bahwa, hal itu
dilakukan demi menyejahterakan warga. Sebab, dengan dibedahnya warung-warung
itu maka warung jadi lebih baik dan usaha pun tentunya lebih nyaman. Selain
itu, kata Airin, bedah warung juga dilakukan untuk melestarikan warung
tradisional.
Menurutnya, warung
modern dalam hal ini minimarket kini sudah menjamur. Hampir di seluruh wilayah
di Kota Tangsel, terdapat warung modern. Banyaknya minimarket tersebut
dikhawatirkan akan menggerus warung tradisional. “Padahal, warung tradisional
itu dibangun dengan modal kecil dan untuk kesejahteraan masyarakat kecil,”
ujarnya.
Makanya, kata dia,
masyarakat diajak tetap mencintai warung tradisional. Warga sejatinya memiliki
kecintaan terhadap warung tradisional. Caranya dengan, tetap berbelanja di
warung itu. “Ibu tahu bedanya belanja di minimarket sama di warung tradisional.
Kalau di warung tradisional itu masih bisa utang, kan lebih enak,” tuturnya.
(korantangsel.com,
zie)