TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Kondisi
langit-langit tiga dari enam ruang kelas di Sekolah Dasar (SD) Pakualam 2
Kecamatan Serpong Utara rawan ambrol. Akibatnya, puluhan murid sekolah
beralamat di Kampung Kamurang Atas RT 04/ RW 01, Kelurahan Pakualam, Kota
Tangerang Selatan, itu was-was saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
Berdasarkan pantauan
dilokasi, tiga ruang kelas yang langit-langitnya sudah tak layak itu yakni
ruang kelas 3, kelas 4 dan kelas 6. Kondisi ruang kelas paling parah, yakni di
ruang kelas empat. Seluruh langit-langitnya sudah ambrol. Ruangan juga sudah
tidak dilengkapi kaca jendela lantaran sudah pecah.
Di lingkungan sekolah,
juga ada ruangan gudang yang juga difungsikan menjadi mushala sekolah.
Parahnya, kunci ruangan tersebut hilang dan murid-murid maupun guru yang hendak
melaksanakan ibadah, terpaksa masuk ke ruangan itu melalui jendela.
“Langit-langit sudah
lama rusak. Kasihan murid-murid belajar dengan kondisi seperti ini. Kami sih
kepinginnya segera diperbaiki,” kata Wali Kelas 1, Vira
Kepala SD Negeri
Pakualam 2 Yayat mengaku kerusakan sejumlah ruang kelas itu sudah terjadi sejak
tiga tahun silam. Sejak 2011 lalu, pihak sekolah sudah beberapa kali mengajukan
permohonan perbaikan ruang kelas kepada Dinas Pendidikan. Namun, hingga saat ini
tidak ada respon.
“Pak Mathodah (Kepala
Dinas Pendidikan Kota Tangsel) juga sudah datang melihat kondisi ruang kelas
yang tidak layak ini. Waktu itu, Pak Mathodah bilang akan segera diperbaiki.
Tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya,” kata Yayat.
Dirinya mengaku, sudah
dua kali mengajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Tangsel.
Namun lantaran tak digubris, Yayat akhirnya melapor ke Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) beberapa waktu lalu. “Saya juga sudah lapor ke Kemendiknas,
tapi belum juga ada tanggapan,” tandasnya.
Dia berharap,
pemerintah daerah segera mencarikan solusi terkait kondisi di sekolah yang
dikelolanya. Pasalnya, akibat kondisi sekolah yang kurang layak, jumlah peserta
didik baru terus menurun sejak tiga tahun belakangan.
“Tahun 2012 ada 20
yang mendaftar, tahun 2013 ada 15 murid dan tahun 2014 ada 15 murid. Jauh
dibandingkan dulu yang mencapai ratusan pendaftar. Kalau kondisinya terus
demikian, sekolah ini akan ditinggalkan masyarakat,” tandasnya.
Kepala Dinas
Pendidikan Kota Tangsel Mathodah belum dapat dikonfirmasi. Telepon genggamnya
tidak aktif
(korantangsel.com,
zie)