TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Sejumlah kalangan
menilai terpilihnya Walikota Airin Rachmi Diany sebagai Ketua DPD Partai Golkar
Tangsel merupakan salah satu cara meloloskan istri Tubagus Chaeri Wardana alias
Wawan untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon Walikota. Apalagi Airin terpilih
secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah Luar biasa (Musdalub) yang digelar di
Hotel Santika Bintaro.
Direktur Sekolah
Demokrasi Deddy Ramanta menilai secara kasat mata Airin sudah dicalonkan oleh
Partai Golkar untuk maju kembali menjadi calon walikota Tangsel. Apalagi, ketua
DPD Provinsi Banten Partai Golkar Ratu Tatu merupakan ipar Airin. Bisa
dikatakan, terpilihnya Airin tidak lepas dari sokongan sang ipar, Ratu
Tatu.”Saya melihatnya seperti itu, politik dinasti akan coba dihidupkan kembali
paska terpilihnya Airin sebagai ketua DPD Partai Golkar Kota Tangsel,” katanya,
saat dihubungi melalui telepon genggamnya.
Deddy mengungkapkan,
kans Airin maju sebagai calon walikota lewat Partai Golkar amat besar. Apalagi
partai beringin ini memiliki suara terbanyak di DPRD Kota Tangsel. Melalui
Partai Golkar sudah cukup sebagai kendaraan politik Airin untuk kembali
bertarung menjadi orang nomor satu di Kota Tangsel.
Mengenai peluang Airin
menang dalam pilkada, Deddy melihat kansnya cukup besar. Selain incumbent,
Airin juga masih memiliki modal dana yang cukup berlimpah. Ia juga tidak
melihat adanya pemberitaan tentang korupsi keluarga Airin berdampak signifikan
terhadapnya. Apalagi, dalam berbagai survey politik uang di Kota Tangsel cukup
tinggi. “Meskipun bukan berarti orang yang memiliki uang berlimpah akan
melenggang menang. Tetapi punya uang adalah salah satu modal untuk bisa menang
dalam pertarungan,” ujarnya.
Salah satu yang bisa
mengganjal Airin, lanjut Deddy, adalah keterlibatan kelas menengah di Kota
Tangsel dalam politik lokal. Mereka adalah yang tinggal-tinggal di
perumahan-perumahan. Persoalannya kemudian, adalah apakah mereka mau terlibat
dalam pemilu. Dalam survey, partisipasi masyarakat menengah di Kota Tangsel
tinggi hanya dalam pemilu presiden.
Sementara dalam pemilu
legislative, tidak begitu tinggi. “Kalau masyarakat menengah ini tidak tergiur
politik uang. Mereka lebih mengedepankan visi dan misi calon pasangan. Bisa
dipastikan kecenderungan politik mereka, adalah mencari calon baru, bukan yang
lama,” ujarnya.
Pengamat Politik
Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Memed Chumaedi menilai langkah Airin
sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Tangsel sebagai satu dari sekian strategi
yang dilakukanya untuk memuluskan langkahnya menjadi walikota Tangsel periode
selanjutnya. Menjadi ketua Golkar Airin bisa gampang berkomunikasi dengan
parpol lainnya agar mendukung pencalonannya. “Langkah strategis yang cukup
lihai sudah dilakukan Airin. Kita tinggal melihat komunikasi apa yang
selanjutnya dimainkan oleh perempuan asal Banjar, Jawa Barat tersebut,”
ujarnya.
Ketua DPW Partai NasDem
Provinsi Banten Wawan Iriawan pun sependapat dengan para pengamat politik. Ia
yakin Airin bakal kembali maju menjadi calon walikota Tangsel periode
selanjutnya. Gempuran pemberitaan negative terhadap Airin, Wawan menilai tidak
akan mempengaruhi pencalonan istri Tb Chaeri Wardana tersebut. Sebagai
incumbent tentu akan mempermudah Airin mensosialisaikan diri.
Apakah NasDem akan
berkoalisi dengan Partai Golkar, Wawan tidak menapiknya. Menurutnya politik itu
dinamis. “Saya tidak ingin mengatakan NasDem tidak akan bergabung mendukung
Airin. Politik itu dinamis, apa saja bisa terjadi,” imbuhnya.
Anggota Fraksi Partai
Golkar DPRD Kota Tangsel Sukarya enggan berkomentar kemungkinan majunya Airin
dalam pilkada 2016. Ia hanya mengatakan, Airin salah satu kader golkar paling
potensial untuk disodorkan sebagai calon walikota. “Kalau dari kepopuleran
tidak ada yang tidak mengenal Airin,” imbuhnya
(korantangsel.com,
usni)