TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan (DPKP) terus meningkatkan budidaya ikan dengan
memberdayakan masyarakat ataupun komunitas, meski pun pada kenyataannya lahan
pertanian dan perikanan yang ada di Tangsel sudah tidak banyak.
Kepala DPKP Kota Tangsel, Dadang Raharja mengatakan, saat ini luas lahan pertanian tinggal sekitar 100 hektar. Di mana sebelumnya, mencapai 170 hektar. "Berkurangnya lahan dikarenakan alih fungsi menjadi perumahan dan pemukiman," ungkapnya usai panen ikan lele di Bambu Apus, Pamulang, kemarin.
Ia melanjutkan, seperti di tahun 2013 produksi ikan sebesar 245 ton per tahunnya. Sedangkan, kebutuhan ikan di kota dengan tujuh kecamatan ini mencapai 32.451 ton per tahun.
"Pasokan budidaya ikan dari Kota Tangsel tidak mencukupi. Kekurangan pasokan diambil dari Bogor dan Sukabumi," katanya.
Menurutnya, saat ini di kota Tangsel memiliki 54 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) sebagai pembudidaya binaan DPKP. Setiap tahun, enam dari 54 pokdakan mendapatkan bantuan dana dari kementerian perikanan dan kelautan masing-masing Rp 65 juta per tahun.
"Setiap tahunnya pokdakan akan bergantian menerima bantuan dari kementerian, sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah pusat," terangnya.
Dadang menjelaskan, ikan lele jenis sangkuriang atau jumbo masih menjadi unggulan. Lantaran, pembesaran lebih gampang dan cepat panen. Selain itu, pangsa pasar lele di Kota Tangsel cukup bagus. "Kedua jenis ikan tersebut lebih gampang, karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Bisa pakai terpal ukuran 2x3 dan menampung 100 ekor ikan lele, harga penjualannya pun menguntungkan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian DPKP, Faridzal Gumay menambahkan, panen empang lele berukuran 6x7 bisa menghasilkan lima hingga tujuh kwuintal ekor ikan lele. "Masa panen ikan lele membutuhkan waktu dua bulan," ucapnya.
Kepala DPKP Kota Tangsel, Dadang Raharja mengatakan, saat ini luas lahan pertanian tinggal sekitar 100 hektar. Di mana sebelumnya, mencapai 170 hektar. "Berkurangnya lahan dikarenakan alih fungsi menjadi perumahan dan pemukiman," ungkapnya usai panen ikan lele di Bambu Apus, Pamulang, kemarin.
Ia melanjutkan, seperti di tahun 2013 produksi ikan sebesar 245 ton per tahunnya. Sedangkan, kebutuhan ikan di kota dengan tujuh kecamatan ini mencapai 32.451 ton per tahun.
"Pasokan budidaya ikan dari Kota Tangsel tidak mencukupi. Kekurangan pasokan diambil dari Bogor dan Sukabumi," katanya.
Menurutnya, saat ini di kota Tangsel memiliki 54 kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) sebagai pembudidaya binaan DPKP. Setiap tahun, enam dari 54 pokdakan mendapatkan bantuan dana dari kementerian perikanan dan kelautan masing-masing Rp 65 juta per tahun.
"Setiap tahunnya pokdakan akan bergantian menerima bantuan dari kementerian, sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah pusat," terangnya.
Dadang menjelaskan, ikan lele jenis sangkuriang atau jumbo masih menjadi unggulan. Lantaran, pembesaran lebih gampang dan cepat panen. Selain itu, pangsa pasar lele di Kota Tangsel cukup bagus. "Kedua jenis ikan tersebut lebih gampang, karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Bisa pakai terpal ukuran 2x3 dan menampung 100 ekor ikan lele, harga penjualannya pun menguntungkan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian DPKP, Faridzal Gumay menambahkan, panen empang lele berukuran 6x7 bisa menghasilkan lima hingga tujuh kwuintal ekor ikan lele. "Masa panen ikan lele membutuhkan waktu dua bulan," ucapnya.
(korantangsel.com,
nadia)