TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Sejumlah PO bis
antar kota antar provinsi (AKAP) yang berada di Terminal Pondok Cabe, kini
sudah mulai beroperasi. Tampak terlihat, sebagian PO bis sudah membuka loket
pembayaran tiket.
"Di Lebak Bulus hari ini resmi ditutup. Jadi mau tidak mau kami buka di Terminal Pondok Cabe ini," ungkap Nani (41), pengurus PO Aneka Jaya.
Dia mengatakan, kepindahannya ke Pondok Cabe berdasarkan inisiatif sesama pengusaha PO bis. Sebab bila mengikuti instruksi atau arahan dari Pemerintah DKI Jakarta, tempat yang direkomendasikan sangatlah tak sesuai.
"Ya ini nyari sendiri, mau bagaimana lagi. Kalau ngikutin Dishub DKI yang ada kita malah bangkrut. Sebab dibeberapa terminal itu sudah ada PO grup kami," ujarnya.
Keluhan para pengusaha bis tersebut diutarakan langsung dihadapan Anggota DPRD Kota Tangsel dan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Sukanta. Tak hanya PO Aneka Jaya, melainkan ada pula PO Handoyo, PO Muncul, PO Maju Lancar, PO Gunung Mulia.
Terpantau, belasan bis AKAP tersebut terparkir rapih di terminal Pondok Cabe. Meskipun saat ini, terminal tersebut jauh dari layak kategori terminal kelas B. DPRD dan Pemkot Tangsel mengijinkan puluhan PO AKAP pindahan Terminal Lebak Bulus mengisi Terminal Pondok Cabe, Kota Tangsel.
"Pada dasarnya kami setuju. Namun ada beberapa aturan yang harus sama-sama dijaga, baik oleh pengusaha atau pengurus PO bus, masyarakat, maupun Dishub Kota Tangsel," tutur Anggota DPRD Komisi 4 Kota Tangsel, Tb Rahmatullah.
Seperti jangan menaik turunkan penumpang di sembarang jalan, kemudian jangan mendirikan terminal bayangan. Kemudian pelihara keamanan, ketertiban, dan kebersihan terminal.
lanjutnya, kemudian soal pembangunan terminal, Rahmatullah berharap semua PO bersabar. "Harap sabar, kita puasa dulu selama delapan bulan ini. Nanti di anggaran tambahan Oktober mendatang, kami akan anggarkan perbaikan total terminal ini," jelasnya.
Sementara dikatakan Kadishubkomifo Tangsel Sukanta, untuk APBD murni ini dianggarkan Rp 1 miliar. Anggaran tersebut untuk membangun bangunan yang dijadikan loket penjualan tiket, kemudian perbaikan mushola, serta bangunan yang dijadikan tempat parkir bis.
"Untuk perombakan total tahun ini, kami mengajukan anggaran Rp 350 juta untuk DED terminal Pondok Cabe," ujar Sukanta. Sehingga terminal Pondok Cabe kedepannya tidak akan mati lagi, seperti 13 tahun selama ini.
"Di Lebak Bulus hari ini resmi ditutup. Jadi mau tidak mau kami buka di Terminal Pondok Cabe ini," ungkap Nani (41), pengurus PO Aneka Jaya.
Dia mengatakan, kepindahannya ke Pondok Cabe berdasarkan inisiatif sesama pengusaha PO bis. Sebab bila mengikuti instruksi atau arahan dari Pemerintah DKI Jakarta, tempat yang direkomendasikan sangatlah tak sesuai.
"Ya ini nyari sendiri, mau bagaimana lagi. Kalau ngikutin Dishub DKI yang ada kita malah bangkrut. Sebab dibeberapa terminal itu sudah ada PO grup kami," ujarnya.
Keluhan para pengusaha bis tersebut diutarakan langsung dihadapan Anggota DPRD Kota Tangsel dan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Sukanta. Tak hanya PO Aneka Jaya, melainkan ada pula PO Handoyo, PO Muncul, PO Maju Lancar, PO Gunung Mulia.
Terpantau, belasan bis AKAP tersebut terparkir rapih di terminal Pondok Cabe. Meskipun saat ini, terminal tersebut jauh dari layak kategori terminal kelas B. DPRD dan Pemkot Tangsel mengijinkan puluhan PO AKAP pindahan Terminal Lebak Bulus mengisi Terminal Pondok Cabe, Kota Tangsel.
"Pada dasarnya kami setuju. Namun ada beberapa aturan yang harus sama-sama dijaga, baik oleh pengusaha atau pengurus PO bus, masyarakat, maupun Dishub Kota Tangsel," tutur Anggota DPRD Komisi 4 Kota Tangsel, Tb Rahmatullah.
Seperti jangan menaik turunkan penumpang di sembarang jalan, kemudian jangan mendirikan terminal bayangan. Kemudian pelihara keamanan, ketertiban, dan kebersihan terminal.
lanjutnya, kemudian soal pembangunan terminal, Rahmatullah berharap semua PO bersabar. "Harap sabar, kita puasa dulu selama delapan bulan ini. Nanti di anggaran tambahan Oktober mendatang, kami akan anggarkan perbaikan total terminal ini," jelasnya.
Sementara dikatakan Kadishubkomifo Tangsel Sukanta, untuk APBD murni ini dianggarkan Rp 1 miliar. Anggaran tersebut untuk membangun bangunan yang dijadikan loket penjualan tiket, kemudian perbaikan mushola, serta bangunan yang dijadikan tempat parkir bis.
"Untuk perombakan total tahun ini, kami mengajukan anggaran Rp 350 juta untuk DED terminal Pondok Cabe," ujar Sukanta. Sehingga terminal Pondok Cabe kedepannya tidak akan mati lagi, seperti 13 tahun selama ini.
"Sementara
kami mendukung segala kegiatan disini, dan saya siap bertanggung jawab,"
pungkas Sukanta.
Para pengusaha PO Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mengaku kehilangan penumpang hingga 95 persen, semenjak penutupan Terminal Lebak Bulus.
"Mana ada penumpang hari ini, sepi mba. Pusing jadinya," ungkap FX Sadino, pengurus PO Purwowidodo, saat ditemuiwww.korantangsel.com di Terminal Pondok Cabe, Kota Tangsel.
Menurutnya, sejak isu penutupan Terminal Lebak Bulus pada 7 Januari lalu, penumpang sudah mulai mengendur. Hingga saat ini, sejak sibuk kepindahan, penumpang terus menurun.
"Kita juga nyari tempat ini inisiatif sendiri. Penumpang pun kita telponin, kalau kita pindah ke Pondok Cabe," ungkapnya.
Lalu, untuk menjadikan Terminal Pondok Cabe lebih nyaman dan layak pakai, para PO bis tersebut patungan untuk membangun terminal. Setidaknya dari 80 PO, 24 diantaranya sudah didata akan pindah ke Pondok Cabe.
"Kita patungan buat bangun beberapa bagian. Seperti bangun loket, toilet, rapihin mushola dan beberapa bangunan lainnya,"tutur Sadino.
(korantangsel.com,
nadia lisa)