BREAKING NEWS

Wednesday, January 22, 2014

BUKAN SOLUSI BANJIR, TANGSEL TOLAK SODETAN CILIWUNG-CISADANE

pintu air 10
TANGERANG SELATAN,korantangsel.com-Pemkot Tangsel menolak rencana pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane. Hal ini dikarenakan, jika sodetan dilakukan sebagai solusi penanganan banjir di DKI Jakarta, dinilai tidak memberi solusi bagi penanganan banjir di Tangsel.

Walikota Tangsel Benyamin Davnie meminta, agar pembangunan sodetan tersebut dikaji kembali secara teknis agar tak hanya DKI Jakarta saja yang bebas dari banjir, melainkan juga menjadi solusi mengatasi banjir di Kota Tangsel.

“Rencana itu perlu dikaji ulang lagi secara teknis. Ini dilakukan agar rencana membangun sodetan bisa memberikan manfaat, bukan hanya bagi DKI Jakarta saja, melainkan bagi daerah lain seperti Kota Tangsel,” ungkap Benyamin.

Ditanya apakah Pemkot Tangsel sudah melakukan komunikasi dengan pihak-pihak lain soal rencana itu, Benyamin mengaku hingga kini Pemkot Tangsel belum pernah diajak berunding untuk membicarakan penanganan banjir.

“Kami belum pernah mendapat undangan pertemuan itu. Tapi tetap kami tunggu (pembicaraan lanjutan pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane),” tandasnya.

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Aji Awan mengungkapkan, yang harus dilakukan terlebih dahulu bukan pembuatan sodetan melainkan melakukan penataan normalisasi di bagian hilir Kali Cisadane.

"Normalisasi atau penataan ini yang harus dilakukan. Setelah dilakukan normalisasi dari debit air ke sodetan tidak mempengaruhi kondisi kanan dan kiri yang ada," ungkap Aji Awan.

Di Tangsel sendiri terdapat  19 Kilometer atau 19.880 meter dilalui Sungai Cisadane. Penataan dan pengerukan sedimentasi, menurut Aji harus dilakukan. Penataan ini seperti halnya Sungai Bengawan Solo, di mana kanan kirinya dibuat tanggul sehingga bisa menampung debit aliran air yang tinggi.

"Seharusnya sebelum sodetan itu dibuat lakukan optimalisasi terlebih dahulu. Ditata di hilir, baru bisa dilakukan sodetan. Sehingga tidak mengganggu lainnya," kata Aji.

Berdasarkan kajian sementara Balai Besar Ciliwung-Cisadane, jika Sungai Ciliwung dan Cisadane disodet, maka debit Ciliwung-Katulampa berubah dari 780 meter kubik per detik menjadi 490 meter kubik per detik. Sedangkan Cisadane-Empang berubah dari 810 meter kubik per detik menjadi 970 meter kubik per detik, dan Cisadane-Pasar Baru berubah dari 1600 meter kubik per detik menjadi 1900 meter kubik per detik.



Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes