BREAKING NEWS

Tuesday, December 17, 2013

OMNI HOSPITAL : WASPADAI ANEURISMA

OMNI HOSPITAL
KESEHATAN,korantangsel.com- Aneurisma? Bagi sebagian masyarakat, tentu merasa asing mendengar penyakit tersebut. Aneurisma otak atau biasa disebut sebagai pembuluh darah otak adalah pelebaran pada salah satu atau beberapa lokasi dari pembuluh darah otak. Karena menipisnya seluruh lapisan dinding pembuluh darah pada segmen tersebut, sehingga berbentuklah seperti balon atau kantung. “Penyakit ini, seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa pecah,” kata Dr.dr Jacub Pandelaki, SpRad (K).

Dokter Spesialis Radiologi Omni Hospitals itu mengatakan, ketika pembuluh darah pecah, maka darah akan merembes ke otak. Akibatnya dari rembesan darah yang membasahi otak, pasien akan mengalami pusing dan lama-kelamaan rembesan darah itu menjadi banjir darah di otak, sehingga menyebabkan penderita meninggal mendadak. Penderita aneurisma otak bisa saja tidak mempunyai gejala apa pun, dengan gejala ringan berupa sakit kepala dan pusing, sampai gejala berat seperti stroke perdarahan subarakhnoid bila aneurisma tersebut pecah, bahkan dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani segera.

“Kelainan bawaan, trauma, infeksi dan kelainan pembuluh yang lain seperti arteriovenous malformation, penyebab aneurisma,” ucapnya.

Kejadian tersebut, menurut Jacub bisa diatasi. Dengan cara pemasangan stent khusus pada aneurisma otak. Sebab pemasangan stent yang merupakan metode terbaru ini, akan dipasang ke dalam pembuluh otak, bukanlah stent yang biasa untuk stent jantung atau otak. Stent khusus yang terbuat dari bahan platinum atau nitinol, memang akan memberikan efek mengempiskan kantung atau balon aneurisma tanpa harus melakukan coil ke dalam aneurismanya. Sehingga, sangat berguna untuk aneurisma wide neck (lebih dari 2,5 -  3 cm), aneurisma giant ukuran lebih dari 2,5 cm dan aneurisma fusiform atau seperti tabung botol yang menggelembung.

“Efeknya, bisa mengurangi aliran darah ke kantung aneurisma dan menumbuhkan dinding darah baru, sehingga pembuluh darah menjadi normal,” tuturnya.

Prosedur pemasangan stent, memang diperlukan keahlian dan keterampilan khusus, bila tidak maka akan menimbulkan efek samping yang membahayakan. Pertama, dokter akan melakukan pemasangan kateter ke dalam pembuluh darah di sekitar leher, lipatan paha kemudian memasukan kateter yang berisi flow diverted stent sampai ke lokasi aneurisma. Setelah posisi tepat, maka stent akan dilepas dari kateter. 

Selanjutnya Jacub meneruskan, akan dilakukan pengecekan dengan angiografi untuk memastikan lokasi tersebut sudah tepat dan akurat serta tidak menimbulkan efek samping. “Pengempisan aneurisma tidak terjadi secara langsung, butuh waktu tiga sampai enam bulan,” tegasnya.

Sampai saat ini, dokter Jacub mengklaim bahwa belum ada literatur terjadinya dampak yang berbahaya apabila stent ini dipasang dengan tepat dan akurat. Jika prosedurnya tidak baik, barulah akan menimbulkan efek samping, seperti aneurima pecah saat pemasangan atau pembuluh darah normal tersumbat. 

“90 persen, pemasangan flow diverted stent berhasil dan dapat menyembuhkan penyakit ini,” paparnya.


(korantangsel.com, id)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes