BREAKING NEWS

Saturday, December 7, 2013

FABER CASTELL GELAR TALK SHOW CREATIVITY FOR KIDS

faber castell
TANGERANG RAYA,korantangsel.com- Sifat egois orang tua yang selalu memaksa anak mengikuti berbagai les mata pelajaran usai jam sekolah, ternyata dapat berdampak negatif pada anak. Sebab, anak akan kehilangan waktu bermain dan mengalami kelelahan mental dan fisik.

"Kegiatan bermain masih dipandang orangtua di Indonesia sebagai hal yang kurang penting. Waktu anak harus digunakan untuk belajar, belajar, dan belajar. Padahal, yang mengasah daya kreativitas anak itu justru ada pada kegiatan bermain," kata psikolog anak Tika Bisono dalam acara talkshow bertajuk Memilih Mainan Yang Tepat Untuk Anak yang diselenggarakan Faber Castell beberapa waktu lalu. 

Tika mengungkapkan, hasil kajiannya dalam beberapa orang dewasa yang selalu berbuat hal yang tidak baik atau gagal, karena ada beberapa dari sembilan elemen kecerdasan yang hilang atau tidak dirasakannya saat masih berusia kanak-kanak.

"Hal itu bisa terjadi akibat kesalahan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak. Mayoritas orang tua di Indonesia mengira pada usia 3-6 tahun, anak belum penting mengembangkan diri karena pada usia itu anak umumnya masih menjadi sosok penurut," katanya.

Padahal, menurut Tika, anak seusia itu juga sudah punya jati diri. Dampaknya memang tidak langsung terlihat saat itu juga, tetapi berkembang saat dewasa kelak," kata Tika.
Ditegaskan, anak bukan orang dewasa kecil atau miniatur orang dewasa. Anak harus dilihat sebagai anak. Anak merupakan individu yang sedang belajar konsep.

Hal senada dikemukakan Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia Yandramin Halim. Anak sebaiknya tidak diberi permainan berteknologi tinggi lewat smartphone sepanjang hari karena hal itu justru cenderung membuat anak pasif.
Menurut Yandramin Halim, kreativitas dapat diperoleh dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan sekolah. Caranya dengan mengusung permainan seperti menggambar dan mewarnai, menyusun atau merakit, bermain peran, membuat prakarya, dan bermain di alam bebas.

Halim bercerita, ia lebih suka menerima kartu ucapan selamat ulang tahun hasil kreasi dari tangan anaknya sendiri ketimbang membeli. Meski terlihat tidak bagus seperti buatan pabrik, namun ada kreativitas yang tidak bisa ditiru.

"Kepercayaan anak lebih tinggi untuk menampilkan karya gambarnya yang dibuat dengan pensil dibanding dibantu teknologi, karena itu, PT Faber-Castell banyak meluncurkan berbagai permainan yang dapat memacu daya kreativitas anak-anak,” ungkap Yandramin.

(korantangsel.com, Asri & Ahmad Baihaqi)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes