KESEHATAN, korantangsel.com- Pernah mendengar
penyakit sifilis atau raja singa? Penyakit yang disebabkan oleh Treponema
pallidum ini, bisa menular melalui hubungan seksual baik vaginal, rektum, anal
maupun oral. Bagi para penderitanya, seringkali mereka tidak merasakan gejala
penyakit tersebut.
Dr. Syifa Komalasari, SpKK (K) RS Awal Bros, Klinik Kecantikan
dan Kulit Harmonia Tangerang menjelaskan, banyak dari para penderita sifilis
yang tidak menyadari jika mereka terkena gejala penyakit ini, sehingga banyak
para penderita tidak mendapat pengobatan yang baik.“Biasanya infeksi didapat
apabila ada kontak langsung dengan luka terbuka yang sedang aktif,” kata Syifa.
Ia menambahkan, sifilis mempunyai beberapa stadium infeksi.
Setelah terinfeksi dengan sifilis, ada masa inkubasi yaitu masa sampai sebelum
timbulnya gejala luka terbuka yang disebut ”chancre” dan
terjadi sekitar sembilan sampai 90 hari, bahkan umumnya ada yang sudah terlihat
di hari ke 21.
Stadium pertama dari penyakit ini akan timbul luka terbuka di
daerah genital, rektal, atau mulut yang umumnya tidak merasakan sakit. Namun seorang
penderita bisa saja tidak merasakan sakitnya dan biasanya luka ini sembuh
dengan sendirinya dalam waktu empat hingga enam minggu, namun tetap penyakit
ini akan beredar di dalam tubuh dan jika tidak diatasi dengan baik, akan
berlanjut hingga stadium selanjutnya.
“Stadium kedua dari gejala penyakit sifilis, akan muncul sekitar satu
sampai enam bulan setelah infeksi pertama. Tandanya ruam kemerahan timbul tanpa
disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu, seperti telapak tangan dan kaki,
atau area lembab, seperti skrotum dan bibir vagina," ucapnya.
Selain ruam timbul gejala lain, seperti demam,
pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan
berat badan, nyeri otot, dan perlu diketahui bahwa gejala dan tanda dari
infeksi kedua sifilis bisa hilang dengan sendirinya, tapi perlu diingat
penyakit ini bisa berlanjut pada stadium laten,” ujarnya.
Untuk menghindari penyakit ini, Syifa menyarankan, hindari
kontak intim dengan orang yang Anda terinfeksi sifilis. Sebab, sebenarnya
penyakit ini merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan diagnosis dan
pengobatan. Namun, jika Anda terlambat dalam proses penanganan yang
serius dapat mengakibatkan risiko yang tinggi, seperti kerusakan jantung, otak,
bahkan hal ini tetap bisa saja terjadi ketika Anda telah benar-benar pulih dari
sifilis.
“Rutin untuk memeriksakan kesehatan tubuh dan darah, menjadi
salah satu cara untuk membantu Anda mencegah risiko tinggi dari infeksi
sifilis,” tuturnya.
(korantangsel.com-id)