TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Dua problematika
selama proses kegiatan fisik gedung di Kota Tangerang Selatan dianggap
jadi pemicu lambatnya proses pembangunan kejar rampung. Fakta pelik ini
tentunya bukan persoalan sederhana, bahkan satu diantaranya merupakan cerita
lawas.
“Terus terang, saya shock pas lihat masalah di Tangsel. soalnya
saya baru delapan bulan tugas di sini” kata Kepala Bidang Bangunan, Dinas Tata
Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP), Muqodas kepada awal pekan ini.
Masalah krusial pertama soal titik lokasi bangunan berada di
wilayah terpencil dan padat bangunan. Akses jalan yang sempit menyebabkan
akselerasi kendaraan proyek jadi tidak dinamis.
Jika seperti ini terpaksa membutuhkan waktu sebulan untuk
mengubah desain awal bangunan. menurut Muqodas, seperti kegiatan fisik di
Wilayah Cilenggang, Kecamatan Serpong Tangerang Selatan yang terkena garis
sepadan.
“awalnya direncanakan pakai readymix, mobil molen yang
kapasitasnya sampai 7 kubik tapi karena jalannya sempit terpaksa pakai
sistemix, cuma bisa1 kubik gimana nggak lama,” tambahnya.
Serta masalah pelik kedua yang menurut Muqodas membuat dirinya
heran bercampur rasa miris. ada segelintir oknum dari kelompok warga kerap
mengganggu jalannya kegiatan fisik.
Tak jarang para oknum selalu meminta upeti bersandi “koordinasi’
ke pihak kontraktor. Bila keinginannya tidak dituruti, maka pihak ketiga pasti
menerima kenyataan getir.
Ditambahkan Muqodas, ada contoh kasus kegiatan fisik dihentikan
secara paksa oleh sejumlah oknum warga, padahal selama pengalamannya di
Ibukota, kegiatan pembangunan milik pemerintah selalu berlangsung aman dan
lancar.
“Saya heran, padahal kan pastinya anak-anak mereka juga sekolah
di situ,” tambah mantan pegawai di Kemerinterian Pekerjaan Umum itu sambil
mengeryitkan dahinya.
(korantangsel.com ahmad
baihaqi & yudi)