TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha adalah amal shalih
yang paling utama, lebih utama dari pada sedekah yang senilai atau harga hewan
qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan qurban.
Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini
selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab:
“Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan
mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali
lagi” (HR Bukhari).
Yakinlah, bagi mereka yang berqurban, Allah
akan segera memberikan ganti biaya qurban yang dia keluarkan. Karena setiap
pagi Allah mengutus dua malaikat. Malaikat yang pertama berdoa: “Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang berinfak,” sedangkan malaikat yang kedua
berdoa: “Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang pelit yang menahan
hartanya” (HR Bukhari & Muslim).
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mensyariatkan ‘udhiyah ( berkorban)
sebagai sarana untuk bertaqarrub kepada-Nya dan sebagai kemurahan untuk umat
manusia pada hari raya. Allah telah memerintahkan kepada bapak para Nabi,
Ibrahim 'alaihis salam supaya menyembelih anaknya, Ismail.
Lalu beliau menyambut perintah Allah tadi tanpa ragu. Karenanya Allah Ta’ala
memberikan ganti dari langit sebagai tebusan bagi anaknya, “Dan Kami tebus
anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Al-Shafat: 107).
Sejak saat itulah, umat manusia menyembelih
hewan ternak dalam rangka melaksanakan perintah Allah dengan mengalirkan darah.
Dan berkurban merupakan amal ketaatan yang sangat utama.Kemudian sunnah ini
diperintahkan kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan
beliau telah melaksanakannya. Diriwayatkan dalam Shahihain, “Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam berkurban dua ekor domba yang putih dan
bertanduk. Beliau menyembelih sendiri dengan kedua tangannya sambil menyebut
nama Allah dan bertakbir serta meletakkan kakinya di samping lehernya.”
Dan dalam riwayat lain dari Ibnu Umar radhiyallaahu
'anhuma, “Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam selama sepuluh tahun
tinggal di Madinah, beliau selalu menyembelih kurban.” (HR. Ahmad dan
al-Tirmidzi, sanadnya hasan).
Sudah selayaknya setiap muslim bersemangat
dalam mengikuti sunnah NabinyaShallallahu 'Alaihi Wasallam untuk
berkurban. Semoga dengan demikian, dia akan menjadi orang mendapatkan kecintaan
dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. Ali Imran: 31)
(korantangsel.com-nadia lisa)