KESEHATAN,korantangsel.com- Siapa bilang pria tidak bisa mengalami menopause? Istilah itu
memang milik wanita, tetapi pria juga bisa mengalami penurunan hasrat dan
kemampuan seksual layaknya wanita yang disebut dengan andropause.
Menurut dr. Anton Darsono Wongso, Dokter
Spesialis Andrologi Rumah Sakit Awal Bros Tangerang, andropause adalah suatu
sindrom kekurangan testosteron yang dimiliki oleh pria.
“Pada usia 40-an tahun, gejala-gejala
andropause pada pria akan muncul,” kata dr. Anton Darsono Wongso, Dokter
Spesialis Rumah Sakit Awal Bros beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, mengenai gejala pada umumnya
berkaitan dengan faktor seksual, seperti gairah seks yang kurang, penurunan
kebugaran tubuh, lemas, cepat lelah, penurunan daya tahan dan kekuatan fisik,
penurunan kemampuan berolahraga dan gangguan metabolisme lemak, penurunan
kenikmatan hidup, depresi dan mengantuk serta tertidur sesudah makan malam.
Anton menambahkan, mekanisme terjadinya
masa andropause adalah menurunnya fungsi dari sistem reproduksi pria dan
selanjutnya mengakibatkan penurunan kadar testoteron sampai dengan di bawah
angka normal. Umumnya pria yang
mulai memasuki usia 40 tahun, akan kehilangan hormon sebesar dua persen setiap
tahunnya. Situasi ini disebabkan berkurangnya hormon ketika testis tidak
menghasilkan cukup testosteron.
Banyak penelitian mendefinisikan bahwa,
testoteron rendah pada pria bila kadarnya 250-300 ng/dL (nanogram per
desiliter) atau bisa kurang dari angka tersebut dan ini jauh berbeda dengan
kadar normal testoteron yang seharusnya sebesar 400 ng/dL.
”Gaya hidup tidak sehat seperti, perokok,
mengkonsumsi alkohol tinggi, kegemukan dan stres bisa meningkatkan risiko
andropause. Selain itu, produksi testoteron semakin melemah seiring dengan
berbagai penyakit yang menemani masa andropause, seperti depresi dan obesitas,”
paparnya.
Berbeda dengan wanita yang kehilangan
hormon estrogen secara total dan tidak bisa lagi memiliki anak, andropause pada
pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski pun
menunjukkan gejala andropause saat usia semakin menua, pria masih bisa memiliki
anak.
Sejauh ini walaupun andropause menjadi
momok bagi pria, sebenarnya andropause dapat diobati dengan metode penggantian
testoteron. Metodenya meliputi penembakkan testoteron, patch dan gel. Namun efek samping
penggantian ini, dapat memperburuk kondisi kanker prostat yang mungkin saja
diderita tetapi belum terditeksi.
(korantangsel.com-id)