KESEHATAN,korantangsel.com- Jika si kecil Anda dipuji orang karena gemuk dan lucu, sebaiknya
jangan berbangga hati. Buanglah anggapan anak gemuk itu lucu dan sehat, karena
bila ini dibiarkan makan akan banyak ancaman penyakit menyerang anak, salah
satunya adalah penyakit hipertensi.
Dr. Rachmat Kurniawan, Sp. A,M. Kes
mengatakan, hipertensi pada anak adalah keadaan dimana tekanan dara sistolik
atau distolik rata-rata berada pada persentil 95 persen yang dilihat dari umur
dan jenis kelamin. “Untuk mengukur darah pada anak dilakkukan sebanyak tiga
kali, karena terbilang cukup sulit,” kata dokter spesialis anak Mayapada
Hospital.
Dokter Rachmat menambahkan, hipertensi
antara anak dan orang dewasa memang berbeda. Dimana, hipertensi pada anak
dilihat berdasarkan umur dan jenis kelamin. Seperti pada anak umur satu tahun,
bila darahnya sudah mencapai 121/77 dan umur lima bulan 108/69 bisa dikatakan
masuk dalam kategori hipertensi.
“Pembuluh darah pada anak masih bersifat
elastis, berbeda dengan orang dewasa yang mudah pecah,” jelasnya.
Ada beberapa faktor risiko penyebab
terjadinya hipertensi, Rachmat menjelaskan, pertama berhubungan dengan faktor
keturunan dari orangtua yang terkena hipertensi atau primer, anak lahir dengan
berat badan rendah, tapi kemudian mengalami kelebihan berat badan dan
hipertensi sekunder yang terjadi akibat penyakit lain yang menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi, misalnya gagal ginjal, jantung bawaan,
konsumsi garam dan gula berlebihan, orangtua perokok, minum obat-obatan
kortikosteroid dan pembuluh darah yang dapat menimbulkan hipertensi pada anak.
“Berdasarkan penelitian, 85 persen
terjadi karena hipertensi sekunder,” ungkapnya.
Mengenai gejala klinisnya sendiri, umumnya
tidak mengalami keluhan. Namun, pada kondisi tertentu mimisan, sakit kepala
yang tidak dilketahui penyebabnya, pengelihatan tiba-tiba kabur, nyeri perut,
nyeri dada, mual, muntah, nafsu makan kurang, gelisah, berat badan turun, sesak
nafas, keringat berlebihan, pertumbuhan dan perkembangan yang terlambat.
“Bila gejala ini terjadi, segeralah bawa
kedokter dan tangani sejak dini,” paparnya.
Jika ini terjadi hingga anak dewasa, maka
berbagai risiko atau komplikasi akan mengancam kehidupan anak. Seperti,
pembengkakan jantung, gagngguan ginjal, gangguan syaraf dan gangguan
penglihatan sampai terjadi kebutaa, bahkan dapat menimbulkan kematian akibat
penyakit berbahaya lainnya.
Rachmat menyarankan, sebaiknya para
orangtua tidak terpengaruh pada lingkungan. Mulailah perhatikan pola makan baik
dan sehat, kalau anak sudah terjadi hipertensi rubahlah pola makannya,
tingkatkan aktivitas fisik, ikuti program penurunan berat badan bila anak
terkena obesitas. Kalau bisa, sejak dini berikan air susu ibu, agar semua
faktor risiko hipertensi langsung menurun.
“Sekarang, terapkan pola hidup sehat.
Hindari faktor lingkungan dan makanan junkfood,”
sarannya.
(korantangsel.com-id)