BREAKING NEWS

Thursday, June 20, 2013

RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH

RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH
HIBURAN,korantangsel.com- Raja Ampat tidak hanya memiliki keindahan bawah laut. Konon dibalik keindahannya itu, terselip sejarah yang patut Anda ketahui. Kepulauan yang biasa disebut “Kepala Burung” ini, memiliki empat kerajaan tradisional. Yaitu Kerajaan Waigeo. Kerajaan yang sudah ada sejak abad ke-16 ini, dikuasai oleh pemimpin bernama Gandzun tahun 1900-1918 dan berada di bawah Kerajaan Ternate.

Masih di bawah Kerajaan Ternate, Kerajaan Salawati dikuasai oleh empat pemimpin. Yaitu Abd al-Kasim di tahun 1873-1890, Muhammad Amin tahun 1900-1918, Bahar ad-Dini Arfan tahun 1918-1935 dan terakhir Abu’l-Kasim Arfan tahun 1935. Kerajaan Misol yang berada di bawah Kerajaan Bacan ini, dipimpin oleh tiga penguasa. Seperti Abd al-Majid tahun 1872-1904, Jamal ad-Din tahun 1904-1945 dan Bahar ad-Din Dekamboe tahun 1945. Kerajaan keempat yaitu Kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof.

RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH


Tidak hanya dikenal dengan kerajaannya, dari segi geografis, Raja Ampat berada di Provinsi Papua Barat yang memiliki luas wilayah 46.108 kilometer persegi dan hampir 80 persen diantaranya dikelilingi oleh laut. Sehingga wajar, jika Raja Ampat dikenal sebagai daerah kepulauan dengan memiliki panjang pantai mencapai 4.860 kilometer.
RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH

Namun uniknya, daerah kepulauan ini hanya dihuni oleh 60.000 jiwa di 35 pulau yang tersebar di 98 desa dan 17 distrik dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan.

Eksotisme Raja Ampat
Raja Ampat diibaratkan sebagai surga kecil yang jatuh di bumi. Keindahannya yang menakjubkan mampu membius para wisatawan. Lautnya yang jernih dengan ribuan ikan di terumbu karang, dengan mudahnya dinikmati dari atas kapal. Untuk menemani  liburan Anda, Papua diving  merupakan resor eksotis satu-satunya yang menawarkan wisata bawah laut di Raja Ampat.

RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH

Sebagai pionir penggerak wisata laut, resor yang mengedepankan konsep natural ini, terbuat dari dinding dan beratap anyaman daun kelapa. Namun, melihat begitu besar animo wisatawan terhadap resor yang dikunjungi minimal hampir  600 turis spesial dalam dua pekan, Papua diving membangun penginapan modern tak jauh dari lokasi pertama.

Mengenai tarif, wisatawan yang datang ke Raja Ampat bukanlah sembarangan. Sebab, mereka harus merogoh kocek tidak kurang dari Rp 20 juta. Bagi sebagian wisatawan yang telah menyambangi Raja Ampat, nominal tersebut cukup masuk akal. Karena, untuk menginap satu semalam di resor Papua diving, Anda wajib membayar 75 euro atau Rp 900 ribu sedangkan menyelam ditarif sebesar Rp 360 ribu untuk di satu lokasi tertentu. 
             
RAJA AMPAT, PARIWISATA PENUH SEJARAH

Kompensasi tersebut cukup terbayar untuk mendapatkan sebuah keindahan yang dilihat sembari berenang dan menyelam di beberapa kawasan, serta mengunjungi pulau-pulau indah. Salah satunya Pulau Wayag, pulau yang menjadi primadona di kawasan Raja Ampat.

Bagi wisatawan yang memasuki Kepulauan Wayag, Anda wajib membayar retribusi untuk konservasi sebesar Rp 250 ribu bagi turis lokal dan Rp 500 ribu turis asing. Begitu membayar retribusi, wisatawan akan diberikan sebuah medali plastik yang berlaku selama satu tahun.

Selain Pulau Wayag, Pulau Mansuar patut Anda kunjungi. Selain memberikan fasilitas serta pelayanan berstandar internasional, pulau ini tampak asri. Sebab, hutannya masih terjaga dan air laut pun terlihat jernih. Sehingga, binatang laut yang tidak jauh dari permukaan, tampak terlihat jelas. 

Beralih ke pulau lainnya, wisatawan bisa menikmati keindahan Raja Ampat tepatnya di Waigeo, menyelam di Waiwo dan Missol serta sekedar mengunjungi desa wisata Sawingrai untuk melihat burung Cenderawasih. Menapaki keindahan di bumi Cenderawasih, tidak hanya menyelam atau berenang. Anda bisa menjelajahi hutan-hutan yang masih perawan.

Jika Anda ingin menikmati suasana pedesaan di Raja Ampat, tidak ada salahnya mampir di Desa Sawing Rai, Pulau Sawing Rai sekitar dua jam perjalanan dari Waisai. Memberi makan ikan berupa adonan sagu, melihat burung Cenderawasih dengan mendaki Bukit Manjai, Sawing Rai menjadi aktivitas menyenangkan bagi para wisatawan.

Untuk melancong ke Raja Ampat, bulan Mei dan September adalah bulan yang paling ideal, walaupun suhu udara panas. Berdasarkan data pemerintahan setempat, arus kunjungan wisatawan yang data ke Raja Ampat masih didominasi oleh turis mancanegara yang menggunakan kapal pesiar.   


 (korantangsel.com-id)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes