TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Bahan pokok lauk pauk yang berjenis “jengkol” yang sering di
konsumsi masyarakat khususnya daerah Kota Tangerang Selatan, selama 2 bulan
lamanya menjadi bahan lauk pauk yang langka dan susah di dapat di pasar
tradisional maupun modern (03/06).
Lauk pauk Jengkol memang banyak di benci
orang dikarnakan baunya yang sangat mengganggu penciuman tapi bagi yang hobi
lauk pauk jengkol sangat dibutuhkan, saat ini jengkol memang susah di dapat di
pasar-pasar karna langka dan nilai harganya pun sangat tinggi.
Alex (35) salah satu pedagang jengkol di
Pasar Serpong mengatakan, selama 2 bulan lamanya dirinya sangat bingung dengan
kelangkaan jengkol, sampai saat ini diapun tidak pernah dagang jengkol lagi
hanya bisa nongkrong dan membantu rekannya berdagang karna memang jengkol saat
ini susah didapat untuk di jual di pasar dan banyak pedagang jengkol lainnya
yang berpindah propesi yang tadinya dagang jengkol sekarang dagang sayuran dan
dagang bumbu dapur.”saya yang sudah 5 tahun lebih dagang jengkol di pasar
serpong, baru kali ini saya mogok dagang jengkol selama 2 bulan lamanya
dikarenakan jengkolnya susah didapat dipasar induk Tangerang”. ungkapnya saat
diwawancari tim reporter korantangsel.com
Nenek Imah (72) padagang nasi uduk di
pinggir jalan saat diwawancari tim reporter korantangsel.com mengatakan, “sudah 2 bulan ini saya
dagang nasi uduk hanya memakai lauk tempe sama tahu aja yang biasanya memakai
lauk jengkol’.
”saya berharap kelangkaan jengkol tidak
mamanjang karena banyak pelanggan saya yang menyukai nasi uduk dengan lauk pauk
jengkol”.tambahnya”.
Secara terpisah, tim reporter korantangsel.com mendatangi Pasar Induk Tanah Tinggi
yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Kota Tangerang, memang saat ini sudah
tidak ada lagi yang berdagang jengkol dikarenakan kelangkaanya.
Sementara itu, pedagang jengkol di Pasar
Serpong yang berjumlah dua puluh dua orang ini sangat berharap, dengan
kelangkaan jengkol agar Pemerintah Kota Tangerang Selatan, atau Pemerintah
Pusat agar segera dapat mengatasi kelangkaan “jengkol”.
(korantangsel.com-ahmad baihaqi)