KESEHATAN,korantangsel.com- Kaki gajah. Penyakit yang bahasa latinnya filaris atau
elephantiasis, merupakan golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filaria dan ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Tidak seperti malaria dan
demam berdarah, filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus
anopheles, culex, mansonia, aedes dan armigeres. Karena itulah, kaki gajah
dapat menular dengan sangat cepat.
Kepala Seksi
Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dr. Muhammad
Rusmin mengatakan, sejak Kota Tangsel berdiri, data pasien positif penderita
kaki gajah di tahun 2009 hingga awal tahun 2013 terdapat 22 pasien dari 1,4
juta penduduk Tangsel. Namun, jika melihat kondisi wilayah kota pemekaran baru
ini merupakan daerah rawa, maka tidak menutup kemungkinan menjadi tempat
berkembangnya nyamuk penyebab penyakit kaki gajah.
“Kita sudah
menetapkan wilayah Tangsel sebagai daerah zona merah berkembangnya nyamuk,
bahkan rawan terhadap penyakit kaki gajah,” kata Rusmin. Ia melanjutkan, tidak
hanya dikelilingi rawa, ditetapkannya wilayah ini sebagai endemis penyakit kaki
gajah disebabkan karena ditemukannya hasil positif dari uji tes darah warga di
tujuh kecamatan.
“Suatu wilayah
dikatakan endemis, bila hasil pengujian itu dihasilkan satu persen dari jumlah
penduduk. Dan Tangsel sudah termasuk dalam wilayah endemis,” ucapnya. Rusmin
menerangkan, penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak mendapatkan
pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan
alat kelamin baik pria maupun wanita. Sebab jika dilihat dari gejalanya,
penyakit ini akan menyumbat saluran kelenjar getah bening. Sehingga, radang
saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit, akan menjalar mulai
dari pangkal kaki, lengan, kearah ujung dan dapat pecah bahkan mengeluarkan
nanah serta darah.
Walaupun
penyakit ini bukanlah penyakit mematikan, untuk pencegahannya, secara rutin dan
bekerjasama dengan puskesmas setempat, pemerintah Tangsel menyiapkan dan
memberikan obat Dietilkarbamasin (DEC) dan albendasol kepada masyarakat
Tangsel secara gratis. Sehingga diharapkan, bisa memberantas penyebaran dan
membasmi perkembangan cacing dari gigitan nyamuk di tubuh penderita.
Rusmin
menyarankan, pemberantasan nyamuk di wilayah masing-masing sangatlah penting
untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini, serta menjaga kebersihan
lingkungan. “Setelah empat tahun program pemberian obat DEC dan albendasol, dan
melakukan uji tes darah di tujuh kecamatan, hasilnya negatif,”
terangnya.
(korantangsel.com-id)