BREAKING NEWS

Monday, April 22, 2013

TANGERANG MEMILIKI TARI KHAS, TARI COKEK


cokek
HIBURAN,korantangsel.com- Galeri budaya tangerang Tari cokek namanya, tarian tradisional dari daerah Tangerang provinsi Banten ini, orang tangerang mengenal  Cokek  sebuah tarian tradisional dari daerah Tangerang yang dimainkan pertama kali sekitar abad ke-19, di mana penari perempun dengan segala gerakan dan kibasan selendang yang begitu indah dan elok bila memandangnya diiring mencak silat penari laki-laki dengan gerakan kaki yang menggejik lantai begitu keras, bergantian berputar dan berpandangan, iringan musik khas tradisional terdengar sontar.

Ketika itu, tarian cokek ini diperkenalkan oleh Tan Sio Kek, seorang tuan tanah Tionghoa di Tangerang yang sedang merayakan pesta. Dalam perayaan pesta itu, Tan Sio Kek mengundang beberapa orang ternama yang tinggal di Tangerang.  Tan Sio Kek mengundang juga tiga orang musisi yang berasal dari daratan Cina. saat itu, para musisi Cina hadir sambil membawa beberapa buah alat musik dari negara asalnya.

Salah satu alat musik yang dibawa dalam tari cokek yakni Rebab Dua Dawai. Dalam sejarahnya Atas permintaan Tan Sio Kek, musisi itu kemudian memainkan alat musik yang mereka bawa dari daratan Cina. Pada saat yang bersamaan, grup musik milik Tan Sio Kek juga memainkan beberapa alat musik tradisional dari daerah Tangerang, seperti seruling, gong serta kendang, Lantunan nada dari perpaduan alat musik daratan Cina dan Tangerang itu kemudian dikenal dengan nama musik Gambang Kromong.

Sesuai permintaan Tan Sio Kek, mereka menari mengikuti alunan musik yang dimainkan para musisi. Para tamu yang menghadiri pesta menyebut ketiga penari itu Cokek. Konon, Cokek merupakan sebutan bagi anak buah Tan Sio Kek. Sejak saat itulah, masyarakat Tangerang di provinsi Banten mulai mengenal nama tari Cokek.

Awalnya tari cokek dimainkan oleh tiga orang penari wanita. Kini, pertunjukan Cokek seringkali dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan beberapa orang laki laki sebagai pemain musik dan sebagian ikut mengiringi tarian wanita.  Setiap kali pertunjukan, penampilan penari Cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang dikenakan para penari Cokek relatif berkilau ketika terkena sorotan lampu, seperti hijau, merah, kuning, serta ungu.

Semakin berkembangnya jaman, tari cokek ini dinilai tarian yang esotis dan terkesan pornoaksi lantaran tarian wanita yang berlengggak lenggok dengan goyangannya bersama laki-laki, dan saat ini gerakan tari cokek banyak yang di perbaiki dan di gabungkan dengan beberapa gerakan tari moderen yang lebih dinamis.

Sampai saat ini saya belum pernah menyaksikan langsung dari penari asli tari cokek tangerang. Dan banyak pula remaja tangerang yang tak mengenal bahwa tangerang memiliki tarian khas yang penari wanita yang begitu elok,” ujar pria yang biasa disebut babay pecinta tari cokek.

(korantangsel.com-ahmad baihaqi)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes