BREAKING NEWS

Wednesday, September 17, 2025

MUI Tangsel Tegaskan Pentingnya Pelestarian Kitab Kuning di Era Digital


TANGERANG SELATAN, korantangsel.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan menegaskan pentingnya melestarikan kitab kuning sebagai warisan intelektual ulama Nusantara. Kitab kuning disebut bukan hanya rujukan pesantren, tetapi juga fondasi pemikiran Islam moderat yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa.

Dalam acara yang digelar di Masjid Islamic Centre BSD, Rabu (17/9/2025), Ketua MUI KH. Saidih S.Ag menekankan bahwa meski digitalisasi sangat penting untuk memperluas akses kitab kuning, metode talaqqi atau belajar langsung dengan guru tetap tidak boleh ditinggalkan. “Digitalisasi boleh dilakukan, tapi jangan sampai menghilangkan ruh talaqqi. Dengan begitu, kitab kuning tetap terjaga orisinalitas dan keberkahannya,” tegas KH. Saidih.

Acara ini turut dihadiri Wakil Wali Kota Tangsel Ir. H. Pilar Saga Ichsan S.T., M.Ars, Wakil Ketua MUI Dr. KH. M. Sobron Zayyan M.SQ., M.A, KH. Bahrudin S.Ag., M.A, Dr. H. Almahdi Akbar L.c., M.H, jajaran Muspida, tamu undangan, serta masyarakat muslimin dan muslimah. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama MUI Tangsel dengan BAZNAS dan Panitia Pelaksana Masjid Islamic Centre BSD.

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan menyoroti tantangan terbesar dalam melestarikan kitab kuning di era modern. Menurutnya, minat generasi muda kian menurun karena lebih tertarik pada bacaan instan. “Padahal, kitab kuning menyimpan khazanah ilmu yang mendalam. MUI berusaha mencari pendekatan kreatif agar kitab kuning lebih mudah dipahami. Tantangan ini harus dihadapi bersama oleh ulama, pesantren, dan masyarakat,” ujarnya.



Senada, Wakil Ketua MUI Tangsel Dr. KH. M. Sobron Zayyan menambahkan bahwa kitab kuning memiliki peran penting sebagai benteng akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menekankan toleransi, persatuan, dan moderasi. “Dengan kitab kuning, identitas keislaman Indonesia tetap terjaga,” tandasnya.

Ia juga berharap pemerintah turut memberikan dukungan melalui program, fasilitas, dan perhatian khusus kepada pesantren agar kajian kitab kuning tidak hilang ditelan zaman. “Kitab kuning adalah harta berharga yang harus kita jaga bersama. Dari kitab kuning, kita mendapat panduan hidup yang lurus dan penuh keberkahan,” pungkasnya. (korantangsel.com - mega)










 

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes