BREAKING NEWS

Saturday, January 4, 2020

VIRAL DI MEDIA SOSIAL, INI PENJELASAN CAMAT CILEDUG


TANGERANG RAYA,korantangsel.com- Menanggapi  Vidio yang viral di media sosial terkait seorang pria bernama Raja yang mengaku sebagai relawan, Camat Ciledug Kota Tangerang angkat bicara dan menjelaskan kronologi yang terjadi.

Camat Ciledug, Syarifudin menegaskan ada kesalahpahaman pada Vidio tersebut yang menggambarkan dirinya dan seorang warga di Wisma Tajur, Ciledug, Kota Tangerang  pada Kamis lalu. 

Syarifudin memaparkan, saat banjir, saya (Syarifudin-red) bertemu dengan pria berbaju pink bernama Raja yang mengaku sebagai relawan dari Jakarta. Raja pun meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Camat Ciledug ini pun bertanya, apakah Anda relawan dan bawa apa saja? Ia pun menjawab tidak membawa apa-apa, dan hanya membawa selembar kertas dan pulpen.

Lanjut Syarifudin, saat itu juga, saya mendapat informasi dari Polsek Ciledug, bahwa sebelumnya sudah menegur Raja atas aksinya di lokasi banjir tersebut, dan saat itu pula Camat Ciledug itu melihat Raja sedang pemaparan di depan warga yang terkena banjir.

“Disitu saya memang langsung menegurnya, dengan alasan ingin mengetahui aksi Raja tersebut atas perintah siapa. Karena sebagai pejabat wilayah, saya dan tim Basarnas saat itu bertanggungjawab penuh. Sebab saat evakuasi warga  dalam situasi bencana seperti ini, harus dalam satu komando," kata Syarifudin.

Dijelaskan Syarifudin, sebelum kejadian tersebut, saya dan tim sudah di Wisma Tajur sejak Rabu pagi lalu. Namun pada Kamis pagi, Camat  meninggalkan Wisma Tajur untuk mengambil bantuan logistik di wilayah Kunciran Indah.

Tak hanya itu, sejak Rabu, yaitu hari pertama kejadian banjir saya tidak melihat sosok Raja di Wisma Tajur saat mengevakuasi warga hingga istirahat. Namun saat kembali ke Wisma, saya melihat Raja sibuk melakukan pemaparan dan mengatur warga sana-sini. 

Tepat di hari kedua, semua mungkin sudah dalam kondisi lelah begitu juga dengan saya, hingga sempat tersulut emosi. Tidak ada niat  menghalangi siapa pun untuk menjadi relawan, namun dalam situasi tersebut semua harus dalam satu komando, sehingga semua tertangani dengan jelas dan sesuai data.

"Saya hanya takut, ada satu pihak yang membuat situasi tak nyaman bagi seluruh personil yang ada di lapangan sejak hari pertama. Terlebih bisa membuat warga bingung jika pengarahan dilakukan oleh banyak pihak,” ungkapnya.

Syarifudin menegaskan,kejadian ini hanya kesalahpahaman saat di lapangan. Seluruh personil gabungan Pemkot, TNI dan Polri tidak henti dan tidak kenal lelah sejak hari pertama setia membantu dan menemani warga. 

(korantangsel.com,Zul/red)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes