Wartawan korantangsel.com mewawancarai salah
satu organisasi yang ada di Kota Tangerang Selatan, Perkumpulan Masyarakat Batak
(PMB) yang rutin setiap ulang tahun Kota Tangsel menjadi peserta dan penyelenggara
dalam memeriahkan HUT Tangsel setiap tahunnya (3 kali).
Wawancara yang berlokasi di Taman Jajan Komp.
Batan Indah – Kec. Setu, Tangerang Selatan itu, Sekjen PMB Malwin Sitompul,
S.Sos. mengatakan "yang pertama pemerintahan yang dijalankan oleh Ibu
Airin dan Bang Ben kita ucapkan terima kasih atas kepemimpinan beliau selama 2
periode, dan kedepannya kita butuh pemimpin Walikota dan Wakil walikota yang
baru, yang tidak terikat birokrasi dengan orang-orang lama yang sudah 10 tahun
menjabat di Tangsel" ucapnya.
Bang Malwin juga menambahkan "perlu
menghilangkan dinasti dilapangan atau dikantor, dan tidak terdengar lagi bahasa
orang kulon yang lebih baik, jadi Walikota dan Wakil walikota mendatang ini harus
orang baru yang Visioner, Pemerintahan yang Bersih, tidak berkelompok tapi KITA
bersama, transparan, berprestasi, damai dan religius, itulah yang bisa
diharapkan masyarakat batak yang bisa diandalkan kedepannya" tambahnya.
Perkumpulan Masyarakat Batak sesuai dengan
AD/ART, paguyuban masyarakat batak tidak bicara Agama dan Politik, tapi bicara
tentang Budaya.
"Orang yang bermunculan menjadi balon
Walikota dan Wakil walikota ,kita akan terima semuanya, tapi perlu diketahui
bahwa Perkumpulan Masyarakat Batak tidak ikut berpolitik, namun masyarakatnya
memperbolehkan karena menurut UU mempunyai hak politik masing-masing, tapi
tidak boleh mengatasnamakan organisasi baik ketua (BPH) atau pendiri"
tukasnya.
"Harapan saya untuk Tangsel itu,
melanjutkan yang sudah baik dan memperbaiki yang kurang selama pemerintahan Ibu
Airin dan Bang Ben, banyak hal-hal yang belum maksimal dilakukan, contohnya
tidak bisa kita pungkiri masih banyak birokrasi yang kurang tepat di posisinya mungkin karena koncoisme waktu pilkada,
pembangunan yang tidak tepat sasaran dan masih mungkin sarat dengan KKN,
Keterbukaan Dinas dinas masih jauh dari keterbukaan"ujarnya.
Tangerang Selatan 80% adalah pendatang yang
berarti adalah kota hunian yang pluralis, tidak ada yang menonjol satu etnis,
karena kita semua sama, jadi tidak ada istilah Tangsel kampung satu etnis saja,
tapi “Tangsel Kampung Kita bersama”, Walikota dan Wakil Walikota terpilih kelak
rangkullah Etnis yg ada di Tangsel melalui etnis bisa masuk segala lini dengan
harapan menciptakan Kota Tangerang Selatan menjadikan MINIATURE INDONESIA,
Pemerintahan Bersih dan Maju, Kota Pluralis dan Damai, serta Masyarakat
Sejahtera.
(Korantangsel.com,Zul)