BREAKING NEWS

Thursday, August 29, 2019

GANDENG GMF AEROASIA, BATAM AERO TECHNIC RESMIKAN PEMBANGUNAN HANGGAR TAHAP III DAN HANGGAR JOINT VENTURE



NASIONAL,korantangsel.com- Untuk menuju industri aviasi Indonesia majuBatam Aero Technic dan Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) menjalin kesepakatan pengembangan kerjasama, dengan meresmikan dan peletakkan batu pertama pembangunan hanggar tahap III dan hanggar joint venture, tepatnya di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam, kemarin.
Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya mengatakan, pembangunan hanggar Tahap ke III, BAT bersama GMF berencana membangun delapan unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat Boeing 737 dan Airbus 320. Sehingga diharapkan, delapan unit hanggar ini dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat baik dalam dan luar negeri, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri.

"BAT dengan bangga melakukan pengembangan usaha bersama GMF, dengan tujuan sinergi mendukung bidang aviasi. Iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah, sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia. Kami sebagai pelaku usaha dibidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara, sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan," katanya.

Sementara itu, PLT Direkturtur Utama GMF, Tazar Marta Kurniawan mengungkapkan pihaknya menyambut baik bentuk sinergi bersama BAT dalam rangka memperluas jangkauan GMF di pasar Asia, apalagi Batam merupakan wilayah strategis untuk menjangkau hub (penghubung). Untuk mengoptimalkan Aksi Akselerasi perusahaan, GMF senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti OEM, manufacturer & MRO. Saat ini GMF bekerjasama dengan BAT, untuk meningkatkan serapan pesawat domestik dan internasional, serta menambah diversifikasi bisnis GMF,” ungkap Tazar.

Lanjut kerjasama ini akan ada konsolidasi antara GMF dan BAT untuk melakukan pemilahan kapasitas dan kapabilitas antara GMF dan BAT untuk menghindari adanya double investment pada sektor perawatan pesawat. Selain itu, kerjasama ini diharapkan mampu mendorong ke dua belah pihak untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini.

 Sehingga dalam 10 tahun ke depan, Tazar berharap dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi agar dapat menekan angka outsource pekerjaan ke luar negeri hingga hanya 10 persen saja. "Sinergitas pekerjaan mesin (engine), komponen (component) dan bagian roda pendaratan (landing gear) akan mendorong perawatan pesawat yang semakin efisien, dan membangun industri MRO Indonesia yang berdaya saing di kancah global,” tambah Tazar.


Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes