BREAKING NEWS

Monday, December 17, 2018

DI TENGAH GENCATAN MODERNITAS, PASAR TRADISIONAL PERLU REVITALISASI



NASIONAL,korantangsel.com- Di tengah gencatan modernitas, pasar yang sebelumnya identik dengan kesemrawutan, kumuh, dan kurang tertata, kedepannya diharapkan bisa menjadi pasar rapih, bersih dan memberikan kenyamanan bagi konsumennya. 

Inilah yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat menceritakan bahwa saat dirinya masih menjadi Wali Kota Solo, sebanyak 29 pasar yang ada di Solo telah direvitalisasi. 

Namun saat menjadi Presiden, angka tersebut melonjak naik. Hingga tahun 2017 lalu, pemerintah telah membangun maupun merevitalisasi sebanyak 2.660 pasar di seluruh tanah air. Ditambah lagi di tahun 2018 kurang lebih 1.500-an sudah direvitalisasi, plus pasar-pasar di desa yang telah di bangun sebanyak 6.500 pasar desa.


Menurut Jokowi, pasar tradisional merupakan tempat bagi hasil petani maupun nelayan lokal untuk dijajakan kepada para konsumen. 

"Pasar rakyat memang memerlukan perhatian khusus agar eksistensi pasar itu betul-betul tetap bisa survive di tengah gempuran hipermarket, pasar-pasar modern yang hampir di semua kota sekarang ini ada," tuturnya.


Selain itu, tambah Jokowi, pasar tradisional apabila dikelola dan dikembangkan lebih jauh memiliki potensi untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern. Dari sisi harga, produk yang diperdagangkan pasar tradisional lebih unggul dibanding pasar-pasar modern.


"Secara daya saing pasar kita ini menang, tapi memang jangan dibiarkan pasar ini kumuh, becek, dan tidak ada tempat parkir. Ini tugas dari kementerian dan pemerintah untuk memperbaiki, dan tugas BUMD dan swasta untuk menarik agar pembeli tetap mau ke pasar," ucapnya.


Dalam pandangannya, di era teknologi informasi sekarang ini, perlu dibangun sebuah ekosistem yang mampu mempertemukan keunggulan dari teknologi informasi dengan pasar-pasar tradisional.


Dengan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi jual-beli daring, konsumen yang biasa berbelanja di pasar tradisional akan mendapat kemudahan dengan bertransaksi melalui aplikasi.


"Kalau tersambung, semua produk yang ada di pasar bisa langsung dipesan dan sampai ke rumah dalam waktu tidak lebih dari 30 menit," tuturnya.


Sementara itu, Ketua Apeksi yang juga Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengungkapkan, Apeksi dan Asparindo diharapkan terjalin sinergi yang mampu memberikan solusi alternatif jalan keluar, serta kebersamaan dalam menentukan sikap dan arah agar pasar rakyat tetap eksos dan berkembang menjadi pasar rakyat modern yang kokoh dan berdaya saing global.


"Mari sama-sama kita mewujudkan pasar rakyat yang sehat di era digital ini. Salah satunya  kerjasama untuk pengembangan kualitas SDM pasar, dan aplikasi digital sesuai dengan program yang sudah direncanakan di masing-masing daerah. 

(korantangsel.com,dini/humas-kominfo tangsel)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes