NASIONAL,korantangsel.com-Dalam rangka memperingati HUT ke-115
sekolah THHK-Pahoa , sekolah terpadu Pahoa menyelenggarakan seminar dengan tema
"Semangat mengejar kemajuan, Belajar dari Sejarah Sekolah THHK",
kemarin.
Sesuai dengan tema HUT 115, sekolah terpadu Pahoa tersebut menggelar seminar yang mencoba mempelajari sejarah, mencermati keadaan dan tantangan masa kini untuk melangkah di masa depan.
Dalam seminar ini, Pahoa menghadirkan empat orang pakar sesuai dengan keahliannya sebagai pembicara. Pertama dr Chen Menghong yang akan berbicara tentang Kong Koan Batavia.
Didi Kwartanada seorang sejarahwan kondang yang membahas tentang Tiong Hoa Hwe Koan (THHK) dan sekolah Pa Hoa Pahoa pada 1901 oleh para pemuka etnis Tionghoa.
Ir Suryono Limputra Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pahoa yang akan membicarakan tentang budi pekerti melalui Dzigui. Dan keempat, Prof dr Ki Supriyoko yang akan menghantarkan para peserta seminar kepada tantangan dunia pendidikan di era globalisasi seperti saat ini.
Hans Kartikahadi anggota dewan pengawas Yayasan Pahoa mengatakan, dalam acara yang akan dihadiri sekitar 1.600 orang tersebut akan mempetunjukan foto-foto dari 20 orang faunding fathers THHK dari era 1901 sampai dengan 1966, yaitu para pendiri sekolah THHK.
Hans mengatakan, sejak pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1949, sekolah Pahoa berangsur-angsur menyesuaikan kurikulum dengan kurikulum nasional. Hasilnya, pada 1954, sekolah Pahoa telah resmi terdaftar sebagai peserta ujian negeri yang dengan tetap mempertahankan intensitas pengajaran bahasa Mandari dan Inggris dalam kurikulumnya.
Sementara itu, Ir Suryono Limputra, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pahoa mengatakan, perkembangan dari zaman ke zaman, Pahoa selalu mengalami peningkatan.
"Kita patut berbangga, sebab
sekolah terpadu Pahoa telah mencetak tiga angkatan lulusan SMA-nya yang
jumlahnya melebihi 300 oang,” tuntasnya.
Seperti diketahui, dalam kurun waktu
delapan tahun, Sekolah Terpadu Pahoa telah mencatat perkembangan dan kemajuan
luar biasa dalam pelbagai aspek. Seperti, luas tanah di tahun 2008 dari 3,5
hektare sekarang menjadi 4,8 hektare. Jumlah ruang kelas tahun 2011 sebanyak 93
kelas, sekarang 168 kelas. Jumlah siswa di tahun 2011 berjumlah 2.444 orang,
sekarang 3.944 siswa.
(korantangsel.com,dini)