TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com – Sebagai salah satu kota yang ingin memajukan daerah khususnya
dibidang pariwisata dan bisnis, Tangsel berencana akan membuat icon berupa
batik bercorak anggrek. Sehingga, diharapkan batik Tangsel ini nantinya mampu
bersaing dengan batik dari daerah lain.
Kepala Bidang Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel, Ferry Payacun
mengungkapkan, pemkot sangat konsen untuk mengembangkan industri batik ini.
Pasalnya, bakal menjadi identitas kota pemekaran ini, dan tentunya peluang
bisnisnya pun menggiurkan.
“Untuk itulah pemerintah
akan serius mengembangkan industri batik ini guna mendongkrak pengusaha di Tangsel,”
katanya.
Ia menambahkan, saat ini
sudah ada empat kelompok batik yang tersebar di beberapa kecamatan. Empat
kelompok itu rata-rata beranggotakan empat perajin. “Tahun ini akan kembangkan
dua kelompok, sehingga akhir tahun di Tangsel ada enam kelompok. Itu target
kami dalam waktu dekat,” tambah Ferry.
Adanya dukungan
pemerintah baik mulai dari pelatihan-pelatihan, trik pemasaran hingga bantuan
permodalan bekerjasama dengan pihak bank terus digalakan. Diakui oleh Ferry,
secara bertahap industri batik ini terus bangkit. Bahkan tak tangung-tangung,
pemkot juga akan berikan hak cipta.
“Hak cipta itu juga
penting dan jauh lebih penting pada masa mendatang. Maka kami akan mematenkan
hak ciptanya itu agar tidak diklaim pihak luar. Di Tangsel ada batik tulis dan
cap,” jelasnya.
Pemasaran saat ini sudah
merambah pada duni perhotelan, seperti di Hotel Santika Premiere Bintaro telah
dibuka stand. Nanti juga akan merambah ke hotel-hotel yang lain. Disperindag
juga akan mewajibkan penggunaan batik saat dinas.
“Upaya pemasaran sudah
pada kerjasama dengan dunia pariwisata hotel dan sebagainya. Ditambah lagi
nanti ada intruksi walikota mewajibkan kepada pegawai mengenakan batik Tangsel
pada saat hari-hari tertentu,” pungkas Ferry.
Memang Ferry mengakui
kelemahan yang dialami saat ini soal desain. Pola desain dan jahit sendiri
kurang pas. Tapi akan diperbaiki untuk memberikan kualitas yang bagus dan
nyaman dikenakan masyarakat.“Satu kelemahan ada pada desain, yakni pola
menjahit. Kami akan evaluasi terus sehingga akan ada perbaikan-perbaikan,”
upayanya.
Sementara itu, salah
satu perajin batik, Datik Daryanti yang memiliki brand Daty’s Batik Collection
mengungkapkan, dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk kemajuan perajin
batik di Tangsel. “Harus selaras upaya pemerintah dengan pelaku usaha di
Tangsel. Kata kuncinya ada di pemasaran. Bila pemasaran melalui pemerintah
dapat bekerjasama dengan maksimal, bukan tidak mungkin batik Tangsel akan cepat
populer di mata orang lain,” katanya.
(Korantangsel.com,ahmad fauzi)