TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Akibat tak ditanggung
sepenuhnya oleh pihak BPJS terkait jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan Ryuzi Kaizan, balita penderita atersir billier tersebut akhirnya
meninggal dunia, kemarin.
“Kondisinya sempat menurun dua hari ini, tapi banyak rumah sakit
yang menolaknya,” kata Ferry Yunizar, orang tua Ryuzi.
Menurutnya, Kemenkes memang tak menyanggupi rencana operasi
transpalasi hati lantaran biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 1,2 triliun
rupiah. Sehingga, kami akan menggugat pemerintah yang tidak memperhatikan nasib
penderita atresia billier.
“Walaupun anak kami sudah tidak ada, niat kami tidak akan
surut untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah,” katanya.
(korantangsel.com, r008)