TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Kota Tangerang
Selatan adalah kota yang tidak jauh dari Jakarta dan merupakan wilayah
penyangga Ibu kota, namun masih banyak bangunan sekolah yang memperhatinkan
seperti di SDN 3 Rawa Buntu Serpong Kota Tangerang Selatan. Plafon yang terbuat
dari papan gypsum jebol terjadi di 5 ruang kelas
yang berada di lantai dua, tak hanya di dalam ruang kelas,
kerusakan plafon juga terjadi dilorong jalan sekolah. Bahkan
kondisinya sangat membahayakan bagi siswa yang melintas di bawahnya
atau pada saat pembelajaran.
Ironis nya kondisi bangunan tersebut baru di bangun sejak
setahun yang lalu, dengan anggaran 9 milyar rupiah dari APBD Kota Tangerang
Selatan, namun hingga kini belum ada perbaikan dari dinas terkait. Akibatnya,
ruang kelas tidak dapat digunakan apabila turun hujan tiba. Genting kelas bocor
yang membuat air hujan mambasahi seluruh ruang kelas, pihak sekolah pun enggan
menggunakan bangunan sekolah yang baru di bangun, karena membahayakan para
siswa dan lebih baik menggunakan bangunan sekolah lama.
Ironisnya kondisi tersebut telah terjadi sejak satu tahun lalu,
namun hingga kini belum ada perbaikan dari dinas terkait. Akibatnya ruang kelas
tidak dapat digunakan apabila turun hujan tiba, genting kelas bocor yang
membuat air hujan mambasahi seluruh ruang kelas.
Divany, salah satu siswi SDN Rawa Buntu 3 Tangsel mengatakan
bahwa dirinya merasa takut apabila belajar di bangunan yang baru, karena banyak
kerusakan sepertu plafon dan takut ambruk, bangunan tersebut di bangun pada tahun
2014, namun kondisinya sudah memperhatikan dan dirinya tidak mau belajar di
bangunan baru takut memakan korban.
Menurut Kepala SDN Rawa Buntu 3, Surono, mengatakan bahwa
bangunan tersebut tidak di tempati karena sangat membahayakan siswa yang belajar,
bangunan yang mudah ambruk tersebut sudah di bangun setahun yang lalu dan
sangat kecewa terhadap para pengembang yang melakukan pembangunan tersebut dan
kami tidak mau menempati sekolah yang baru.
Sejauh ini, pihak sekolah telah melayangkan surat permohonan
perbaikan kepada dinas terkait berulang kali sejak tahun lalu, namun hingga
kini belum ada perbaikan sampai sekarang ini kondisi bangunan sekolah yang baru
nampak menjadi sampah bagi pemanedangan sekolah.
(korantangsel.com, milhan wahyudi)