BREAKING NEWS

Monday, September 1, 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TINGGI, RIBUAN WARGA SERPONG MASIH MISKIN

miskin
TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Sebanyak 1850 warga Kecamatan Serpong masih hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka dikategorikan miskin karena tidak memiliki penghasilan tetap, rumah masih terbuat dari bilik bambu, hingga lantai rumah masih tanah. Warga miskin tersebut tersebar di sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Serpong.

Camat Serpong Durahman mengungkapkan, jumlah warga miskin tidak mengalami peningkatan dari tahun lalu. Inidikasinya bisa terlihat dari jumlah penerima bantuan langsung tunai ataupun penerima beras untuk rakyat miskin. Kata dia, angka 1.850 warga miskin terhitung sedikit bila dibanding jumlah warga secara keseluruhan yang mencapai 114 ribuan. “Kalau prosentase kecil karena hanya 1.850 jiwa berbanding jumlah keseluruhan warga mencapai 114 ribu,” katanya, saat ditemui di ruang kerjanya.

Durahman mengatakan, umumnya warga miskin adalah warga asli. Mereka menjadi miskin lantaran tidak mampu bersaing dengan pendatang yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Sementara pendidikan penduduk asli ini, hanya SD hingga SMP. Dengan berbekal pendidikan tersebut, rasanya sulit memiliki pekerjaan yang membutuhkan skill lebih bagus. Dijelaskan sebagai kota perdagangan dan jasa, perusahaan lebih membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampun ketimbang hanya tenaga kasar. 

Kata dia, pihaknya terus berupaya untuk memberantas kemiskinan. Seperti dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, mulai dari menjahit hingga salon. Adanya pelatihan ini bisa mengasah warga untuk memiliki kemampuan sehingga mampu bersaing saat masuk ke dunia kerja.

“Kegiatan ini telah berlangsung setiap tahun. Alhamdullilah sedikit demi sedikit banyak warga tidak mampu bisa lepas dari jeratan kemelaratan,” imbuhnya.

Dirinya optimistis kemiskinan di Kecamatan Serpong terus menurun. Selain karena adanya pelatihan, akses pendidikan terus ditingkatkan. Artinya program biaya pendidikan menjadi skala prioritas. Ia yakin bila warga Tangsel bisa mengakses pendidikan dengan baik, warga miskin akan terkikis.

Meski ribuan warga di Kecamatan Serpong hidup dalam kemiskinan, namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangsel, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah bekas pemekaran Kabupaten Tangerang ini paling bagus di antara daerah lain di Provinsi Banten. BPS mencatat IPM di Kota Tangsel mencapai 77,13 persen. IPM sendiri adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.

Ada beberapa kategori untuk mengukur IPM, seperti angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita disesuaikan. “Kota Tangsel IPMnya tinggi karena berbagai sarananya, mulai dari akses pendidikan hingga kesehatan amat menunjang. Bila hal ini terpenuhi akan  meningkatkan SDM yang berimplikasi tingginya IPM,” kata Kepala BPS Kota Tangsel Darusman.

Tingginya IPM di Kota Tangsel tidak terlepas dari kota tersebut yang memiliki berbagai sarana penunjang. Seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Ia mencontohkan angka harapan hidup di Kota Tangsel, mencapai 69,17 tahun, tertinggi dibanding tujuh kabupaten/kota lainnya. Rata-rata di Banten sendiri angka harapan hidup hanya 65,47 tahun.

Untuk melek huruf, mencapai 98,62 persen, lebih tinggi dari rata-rata di Banten yang mencapai 96,87 persen. Adapun rata-rata lama sekolah di Kota Tangsel mencapai 10,99 tahun, lebih tinggi dari rata-rata di Banten yang hanya 8,61 tahun. Pengeluaran per kapita mencapai Rp 652,52 per tahun, lebih tinggi dibanding rata-rata Banten yang hanya Rp 639,28 per tahun.


Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes