TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (MPP –
ADI) dan Institut Madani Nusantara (IMN) menilai lembaga lembaga survey yang
melakukan penghitungan suara secara cepat (Quick Count)dalam
Pemilihan Presiden 9 Juli lalu, dinilai subjektif dan membingungkan masyarakat
secara nasional.
Hal itu dinilai karena
masing-masing lembaga survey menentukan dalam Quick Count memenangkan seluruh
pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pasangan Prabowo-Hatta dan Pasangan
Jokowi-JK.
Menurut Armai Arief
saat ditemui di kantornya di Jalan Ir H Djuanda, Ciputat Timur Kota Tangsel
mengatakan, lembaga-lembaga survey yang ditayangkan di media dianggap tidak
logis dan menyesatkan masyarakat umum se-Nasional dan bersifat subjektif,
sebabnya lembaga survey yang ditayangkan di Media Televisi Swasta masing-masing
memenangkan Calon Presiden dan Wakil Presiden”. tegasnya Ketua Umum Asosiasi
Dosen Indonesia saat diwawancari reporter www.korantangsel.com
“Di Media Televisi ini
dari hasil Quick Count menang Pasangan Capres Nomor urut 1 sementara di Media
Televisi satunya memenangkan Capres Nomor urut 2, Sehingga masing-masing
Pasangan Capres dan Cawapres mengklaim telah menang dalam pemungutan suara, ini
menjadi tidak logis bagi Masyarakat Indonesia umumnya menjadi bingung dan tidak
bisa menentukan keputusan mana yang harus dipercaya untuk dijadikan barometer
kemenangan Capres dan Cawapres sebelum ada keputusan mutlak yang memiliki
otoritas menentukan kemenangan Pasangan Capres dan Cawapres yaitu KPU nanti
pada 22 Juli mendatang”. tambahnya Armai Arief.
Selain itu, dia juga
menyesalkan sikap dari kedua pasangan capres yang dinilai terlalu tergesa-gesa
menyatakan dan merayakan kemenangan hasil Pilpres, padahal hingga saat ini
penghitungan suara masih dilakukan oleh penyelenggara Pemilu, “Ya seharusnya
sabar dulu nanti sampai tanggal 22 Juli, kalau pasangan capres sudah menyatakan
kemenangannya, dikhawatirkan akan menimbulkan kesalahan persepsi di mata
masyarakat,” ucapnya.
Di
tempat yang sama, Direktur Institut Madani Nusantara (IMN), Nanat
Fatah Natsir menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama
bersabar menunggu keputusan KPU untuk menentukan siapa yang akan
menjadi Presiden RI ke 7 yang akan memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan.
Dan dia juga meminta kepada KPU dari tingkat daerah hingga tingkat pusat untuk
melakukan penghitungan suara secara jujur, cermat dan transparan”. tegasnya
Nanat Fatah Natsir saat diwawancari reporter www.korantangsel.com
Selain itu dia juga
berharap kepada semua pasangan capres untuk legowo menerima keputusan KPU
nantinya dan bersikap dewasa menjunjung sportifitas tinggi, “Kami harap yang
menang tidak arogan, dan yang kalah tidak putus asa, masih ada lima tahun
mendatang untuk mencalonkan kembali,” tambahnya Direktur Institut Madani
Nusantara (IMN).
(korantangsel.com, ahmad
baihaqi)