TANGERANG
SELATAN,korantangsel.com- Pencegahan aksi
teror dan radikalisme di Kota Tangerang Selatan tentunya menjadi tugas bersama,
mulai dari masyarakat sipil, pemerintah dan juga tak lepas dari peran partai
politik.
Hal ini terungkap
dalam acara diskusi publik refleksi akhir tahun, yang bertema
"Membangun Parpol Toleran Untuk Cegah Radikalisme danTerorisme" di
Telaga Seafood, Serpong, Kota Tangsel, Minggu (29/12).
Narasumber dalam acara
tersebut yaitu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Kota Tangsel AchmadFauzi, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP)
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Banten Robert Usman, serta
Budi Sabarudinsebagai moderator dalam acara tersebut.
Menurut Achmad Fauzi,
"Ada bentuk kekecawaan yang dialami oleh sekelompok orang, sehingga
membentuk kelompok-kelompok yang cenderung mengusung aksi radikalis dan
bahkan sampai melakukan teror, hal itu dikarenakan seklompok ini merasa
tidak adil dan diberlakukan tidak merata oleh pemerintah," ujar Achmad
Fauzi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Kota Tangsel.
"Parpol juga
memiliki andil dalam melakukan pencegahan terorisme, misanya parpol yang
memilki wakil di parlemen bisa mengintruksikankepada para anggota dewanya
melakukan pengawasan, dan juga mendorong regulasi yang khusus pencegahan
radikalismen dan terorisme," ujarnya.
Lebih lanjut Rully
mengatakan, PPP sudah melakukan pencegahan tersebut diinternal merek,
dengan cara membangun rasa toleransi yang tinggi terhadap golongan apa
pun. "Meski PPP partai yang berlandaskan Islam, tepai jelas di kami
toleransi adalah hal yang harus dijunjung tinggi. Karena dengan toleransi
nantinya akan terwujud rasa aman yang jauh dari bentuk radikalismen,"
ungkapnya.
"Perilaku para
terorisme jelas tidak berkeprikemanusian. Terlebih lagi telah menyudutkan
satu
agama tertentu. Dan hal itu yang harus segera dicegah agar tidak ada pengotak-kotakan agama nantinya," ujar Robert Usman.
agama tertentu. Dan hal itu yang harus segera dicegah agar tidak ada pengotak-kotakan agama nantinya," ujar Robert Usman.
"Aksinya semakin
kejam, dan yang tidak masuk akal lagi akibat aksi teror ini menyebabkan
satu agama justru tercoreng namanya. Jadi inilah tugas kita bersama untuk
menciptakan suasana yang damai di kota kita, terutama di Kota
Tangsel," katanya.
Sementara untuk
menciptakan parpol yang bisa dan berani mencegah aksi radikal dan teror
saat ini terang sekali siapa saja bisa menjadi kader partai dengan
mudahnya, dan hal ini jelas berbahaya karena bisa saja kader-kader baru
yang masuk itu membawa paham baru bahkan paham radikal tambahnya.
Bahkan dengan tegas
Robert mengatakan, masing-masing parpol harus berani dengan tegas memecat
kader partainya yang membawa paham-paham radikal. "Kita harus berani
tegas, kalau ada yang terindikasi menyebar teror atau mencoba melakukan
aksi cuci otak maka kader itu harus dipecat dari parpol," jelasnya.
Dia juga mengatakan,
selama ini PKPI dalam melakukan pencegahan di internal partai, selalu
dengan memberikan pembekalan rasa nasionalis yang tinggi terhadap para
kadernya. "Kalau para kader kita sudah memilki kecintaan terhadap
negeri ini, maka sudah dapat dipastikan para kader kita akan menjaga
lingkungannya masing-masing dari bentuk teror apa pun," jelasnya.
"selama ini
justru parpol masih sangat minim menyikapi isu-isu radikalisme dan juga
terorisme. "Bahkan tak jarang juga sikap-sikap elit parpol yang
cendrung mementingkan kelompoknya saja bisa menjadi penyebab munculnya
kelompok yang merasa diabaikan dan berujung pada aksi teror dan
radikal," ungkap Abdul Rozak selaku tokoh agama Kota Tangsel.
"Negeri ini
terdiri dari beragam suku dan agama, jadi jangan sampai nantinya keputusan
atau sikap yang diambil oleh parpol ini terasa hanya satu golongan saja,
tapi harus merata terhadap semua golongan," katanya.
(korantangsel.com,
nadia lisa)