SAUNG QOLBU,korantangsel.com- Maha suci
Allah, apakah yang pernah di sumpahkan oleh para pemuda negeri ini pada tanggal
28 oktober 1928 ? detik-detik kemerdekaan telah terdengar ketika pemuda bangkit
untuk menyerukan tekad dan semangat persatuan dan kesatuan untuk melawan
penjajah dan musuh-musuh Allah, akibatnya negeri ini merdeka terlepas dari
keruntuhan, kehancurandankebinasaan.
Namun
apakah yang kita rasakan saat ini seolah ada titik halus yang kadang-kadang di
salah pahami oleh generasi modern dan para elite (orang yang hidup mewah )
untuk mengisi kemerdekaan dinegeri ini melainkan justru melakukan
pengkhianatan, kedurhakaan dan kezholiman.
Berapa
banyakkah yang meruntuhkan bekas-bekas kenikmatan? Berapa banyakkah ia
mengundang hukuman? Sangat banyak pemuda yang tertipu oleh titik dosa tersebut
termasuk orang-orang tua yang pandai dan berkedudukan terhormat,apalagi
orang-oraang yang jahil dan bodoh.
Orang yang
tertipu oleh dosa tersebut, tidak mengetahui bahwa ia adalah perusak dan
penghianat saudara sendiri walaupun dalam jangka waktu yang lama seperti racun
yang mematikan. sama halnya ketika seseorang ditumpuki hutang, ia merasa bosan
dan berkata sesungguhnya aku pasti mengetahui kemelut ini disebabkan dosa yang
aku lakukan sejak lima tahun lalu.
Lalu
langkah apa yang dapat menyadarkan penghianat dan pendurhaka ini?
Ustad
Muhammad Sholeh As-Sahal berkata: “ Ingatlah! sesungguhnya pemimpin itu bila
berbuat durhaka dan berkhianat kepada yang di pimpinnya maka orang yang
memujinya berbalik mencacinya,orang yang khianat kepada agama dan negara
berarti ia telah berbuat maksiat kepada Allah dan sesungguhnya hamba itu bila
berbuat maksiat kepada Allah maka orang yang memujinya berbalik mencacinya.”
“Oleh
sebab itu taatlah kepada Allah dan berkaryalah untuk negeri ini. Hitunglah diri
kalian dari orang-orang yang mati untuk kepentingan umat dan ketahuilah bahwa
yang sedikit bermakna itu lebih baik dari pada yang banyak namun membuat kalian
lalai. Yang baik tidak lenyap dan dosa tidak akan dilupakan.”
Allah
berfirman“sesungguhnya bila ditaati dan di dukung aku senang kalau senang
(rhido) aku beri berkah, berkahku tidak ada putusnya tapi kalau di khianati aku
marah kalau
marah aku mengutukdan kutukanku mencapai tujuh turunan”.
“Janganlah
engkau melihat kecilnya dosa tetapi lihatlah siapa yang engkau langgar
(larangan dan perintah-Nya) siapa yang mengkhianati Allah dengan rahasia
(korupsi), Allah akan membuka terang-terangan. “
(korantangsel.com-ust.muhammad
sholeh as-sahal)