TANGERANG SELATAN, korantangsel.com - Proyek pembangunan milik salah satu yayasan di wilayah RW 06 Kencana Loka, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Tangerang selatan terpaksa dihentikan sementara oleh warga. (5/7/25)
Langkah ini diambil setelah dua kali banjir
melanda kompleks perumahan akibat tidak adanya drainase yang memadai di area
proyek.
Sejumlah warga menyampaikan kekecewaannya atas
dampak lingkungan yang ditimbulkan, terutama masuknya air ke dalam rumah saat
hujan deras mengguyur beberapa hari terakhir.
Akses menuju lokasi proyek pun diblokir
sementara sebagai bentuk protes.
“Kami tidak menolak pembangunan. Tapi proyek
ini harus dijalankan dengan cara yang benar. Jangan sampai merugikan warga.
Baru kemarin itu banjir dua kali.
Airnya sampai masuk ke rumah warga karena saluran airnya tidak dipersiapkan,” ujar Rocky, perwakilan warga RW 06, saat ditemui usai mediasi di kantor Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Tangerang selatan.
Selain persoalan banjir, Rocky juga
mengungkapkan adanya tindakan semena-mena yang dilakukan pihak proyek, yakni
penebangan pohon tanpa izin dan perusakan sistem peredam suara di sepanjang
jalur rel kereta api.
“Mereka menebang pohon tanpa izin, padahal
pohon itu ditanam warga sejak lama sebagai penyaring suara dari rel kereta api
agar tidak langsung terdengar ke rumah-rumah.
" Ini sudah melanggar etika lingkungan
dan kenyamanan warga,” tegasnya.
Dalam mediasi tersebut, warga menyampaikan
sejumlah tuntutan. Antara lain, perbaikan saluran air agar tidak lagi
menyebabkan banjir, pembersihan sampah dan pohon yang menutup akses jalan,
serta pembersihan lumpur sisa kegiatan proyek. Selain itu, warga meminta adanya
koordinasi yang lebih baik antara pihak yayasan, pemerintah kelurahan, dan
masyarakat sekitar.
“Kami sudah sepakat, akses jalan menuju proyek
tidak boleh dibuka sebelum perbaikan drainase selesai, Ini adalah bentuk
perlindungan terhadap lingkungan kami,” tegas Rocky.
Sementara itu, Lurah Rawa Mekar Jaya turut
hadir dalam mediasi dan menyatakan dukungannya terhadap penyelesaian persoalan
secara musyawarah.
Ia juga menandatangani surat komitmen bersama
yang berisi beberapa poin kesepakatan antara warga dan pihak pengelola proyek.
“Kami mendukung proyek yang berjalan dengan
tertib dan tidak merugikan warga. Komitmen sudah ditandatangani, tinggal
bagaimana pelaksanaannya di lapangan,” ujar Rocky menirukan pernyataan Lurah.
Warga berharap pihak yayasan segera
merealisasikan komitmen yang telah dibuat. Mereka menegaskan tidak akan membuka
kembali akses jalan proyek sebelum semua tuntutan dipenuhi dan ada jaminan
bahwa kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. (korantangsel.com-mega)