BREAKING NEWS

Friday, July 4, 2025

Kuota Tak Terpenuhi Warga Segel Gerbang SMAN 10 Tangerang Selatan


TANGERANG SELATAN, korantangsel.com- Puluhan warga dari sekitar lingkungan Jalan Tegal Rotan, Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, mendatangi gerbang SMAN 10 Tangerang Selatan Mereka memprotes proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 yang dinilai tidak mengakomodasi calon siswa dari wilayah sekitar sekolah. (04/07/2025)

 

Aksi warga tersebut memuncak dengan pemasangan palang bambu di pintu gerbang sekolah sebagai bentuk kekecewaan dan ultimatum. Warga menyebutkan bahwa setelah tiga kali pertemuan mediasi, termasuk yang terakhir dimediasi oleh Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq, SH, MH, tidak ada solusi konkret yang dihasilkan.

 

“Kami sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi, tapi tak kunjung ada titik temu. Jika anak-anak di sekitar sini tak bisa sekolah di SMAN 10, lalu untuk siapa sekolah ini didirikan?” ujar salah satu perwakilan warga.

 

Warga juga menyoroti bahwa lahan SMAN 10 merupakan hasil hibah dari tokoh masyarakat setempat, yang dulunya bertujuan agar generasi muda di lingkungan tersebut mendapatkan akses pendidikan yang layak, terutama pendidikan menengah atas.

 

“Sekolah ini berdiri atas dasar semangat warga agar anak-anak di sini tidak putus sekolah atau hanya menempuh pendidikan rendah. Sekarang ketika sekolah sudah ada, anak-anak kami malah tersisih,” lanjutnya.

 

Menanggapi tuntutan tersebut, Kepala SMAN 10 Tangerang Selatan, Drs. Usman, menerima langsung kedatangan warga dan menyampaikan bahwa pihak sekolah tidak memiliki kewenangan penuh atas sistem dan kuota penerimaan siswa.

 

“Kami memahami kegelisahan warga dan akan menyampaikan seluruh aspirasi ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Karena perlu diketahui, kebijakan terkait sistem PPDB sepenuhnya berada di bawah wewenang provinsi,” terang Usman.

 

Warga berharap sekolah dapat memprioritaskan calon siswa dari lingkungan terdekat. Mereka mengkhawatirkan risiko sosial seperti tawuran dan kenakalan remaja jika anak-anak harus bersekolah jauh dari tempat tinggal mereka.

 

Hingga berita ini diturunkan, warga masih menunggu respons dari pihak-pihak berwenang, khususnya dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Mereka berharap aspirasi ini mendapat perhatian serius agar keberadaan sekolah negeri dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.(korantangsel.com-mega)

Share this:

 
Copyright © 2014 RANSEL. Designed by OddThemes