TANGERANG RAYA, korantangsel.com- Berakhirnya pandemi Covid-19 dan pulihnya perekonomian di Indonesia secara perlahan. Tentu terus memberikan efek positif di berbagai sektor, hingga membawa perekonomian Kota Tangerang di bawah kepemimpinan Wali Kota Arief R Wismansyah dan Wakil Wali Kota Sachrudin di tahun 2022 tumbuh solid.
Hal itu dibuktikan dengan data yang dirillis Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang tahun 2022 dibanding dengan 2021 berhasil tumbuh tumbuh tertinggi di Provinsi Banten dengan 5,98 persen.
Kepala BPS Kota Tangerang, Muladi Widastomo menungkapkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 di Kota Tangerang mencapai 5,98 persen atau tertinggid di Provinsi Banten. “Ini merupakan hasil dari perhitungan sistem neraca regional menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang melampaui delapan kota kabupaten lainnya,” ungkap Muladi saat dihubungi, Senin (6/3/23).
Ia menyebutkan, setelah Kota Tangerang yang berada di posisi puncak, urutan dua adalah Kota Tangerang Selatan dengan capaian 5,82 persen dan urutan ketiga Kabupaten Tangerang sebesar 5,47 persen. “Berdasarkan data yang diolah, LPE Kota Tangerang tak hanya tertinggi di Provinsi Banten, namun berhasil lebih tinggi dari LPE Provinsi Banten 2022 diangka 5,03 persen dan LPE Nasional 2022 yang diangka 5,31 persen,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kota Tangerang, Decky Priambodo mengungkapkan capaian ini menjadi salah satu kado terbaik Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 Kota Tangerang. Dimana LPE Kota Tangerang di 2022 tumbuh impresif yang mempengaruhi pertumbuhan diberbagai sektornya.
“Ada beberapa komponen besar yang menjadi pendukung perekonomian Kota Tangerang sepanjang 2022, diantaranya transportasi dan pergudangan di 54,36 persen, industri pengolahan di 29,32 persen, dan perdagangan besar dan eceran di 11,06 persen,” papar Decky.
Sementara, komponen pendukung lainnya yang mendongkrak naiknya pertumbuhan ekonomi berasal dari kontruksi sebesar 8,16 persen, real estate 6,14 persen, pengadaan listrik dan gas 5,49 persen, pengadaan air, pengolahan sampah dan limbah 4,05 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 3,76 persen serta penyediaan akomodasi dan makan minum dengan 3,52 persen.
Kata Decky, langkah-langkah strategis yang ditempuh Pemkot Tangerang, demi terus menekan laju inflasi yaitu dilakukan penanganan secara Terstruktur, Masif dan Sistematis (TMS). Salah satu diantaranya, ialah pemberian subsidi melalui digratsikannya tarif Bus Tayo dan angkutan Si Benteng empat bulan penuh, periode September – Desember.
“Selain itu, Pemkot Tangerang juga mengoperasikan mobil pasar keliling Si Jampang (Belanja Gampang) berfungsi sebagai pengendali harga komoditas di pasaran. Bazar UMKM, Pasar Murah dan masih banyak lagi program yang dihadirkan Pemkot Tangerang untuk menekan laju inflasi,” katanya. (Dini)