NASIONAL,korantangsel.com- Mengajarkan
anak mengenai science, tecknology, engineering dan math (STEM)
sejak dini, akan mendukung anak memililik kemampuan berpikir yang logis
dan kritis. Kemampuan untuk menguasai keempat pengetahuan ini akan sangat
bermanfaat di masa depannya nanti.
Sebagai
salah satu tempat pendidikan informal, Engineering for Kids yang berada di
Summarecon Digital Center, akan mengubah paradigma itu dengan menghadirkan
metode pembelajaran yang fokus pada upaya mengubah pola pikir anak dalam
mengkritisi suatu hal.
Managing
Director Engineering for Kids, Shintia mengatakan metode pembelajaran ditempat
ini lebih mengajak anak untuj berinteraksi , diskusi mengenai engeneering.
Sehingga tidak monoton, dan tidak banyak hafalan.
Shintia
mencontohkan, seperti bagaimana kapal dapat mengapung di laut. Pada kasus
ini, setiap anak diajak untuk bereksperimen dengan menciptakan kapal laut
berdasarkan pemikirannya masing-masing. Apa yang dipelajari anak dapat langsung
diaplikasikan ke dalam bentuk nyata. Tidak sebatas pada teori.
“Suasana belajar di kelas pun jadi menyenangkan dan tidak membosankan. Sebab, anak kami ajak bermain sambil mempelajari sesuatu. Dengan begitu, selain akademisnya dapat, soft skill anak juga terlatih,” papar Shintia.
Ia menerangkan, Engineering for Kids menyediakan tiga level belajar untuk anak berusia 4-14 tahun, yaitu Junior Engineers, Apprentice Engineers, dan Master Engineers. Kegiatan belajar digelar satu kali dalam sepekan selama 60 hingga 90 menit. Agar berjalan efektif, jumlah anak dalam satu kelas pun dibatasi. Maksimal 15 hingga 20 anak.
“Ada
6 tahapan yang kami jadikan pijakan dalam mengajar, ask, brainstorm,
design, built, test, dan improve. Tiga bulan berjalan, kami sudah
memiliki 350 siswa. Beberapa di antaranya bahkan sudah mampu berprestasi,
seperti membuat roket dari botol bekas yang bisa terbang setinggi 45 meter,”
pungkasnya.
(korantangsel.com,dini)