TANGERANG SELATAN,korantangsel.com- Sekitar 100 orang
peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, tenan inkubator (incubatee), serta
pelaku bisnis pemula (start up), termasuk 20 mahasiswa dan enam dosen dari
University of Applied Sciences and Arts Nortwestern Switzerland (FHNW),
antusias mengikuti "Seminar on Technopreneurship" yang digelar Pusat
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), kemarin.
Melalui program "Explore Asean", FHNW sangat
tertarik dengan teknologi wirausaha yang dikembangkan di Indonesia. Kegiatan
yang melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini, diikuti
oleh perguruan tinggi yang ada di sekitar kawasan Puspiptek, seperti Institut
Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Bina Nusantara
(Binus), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Swiss German University (SGU),
Universitas Pamulang, dan Institut Teknologi Indonesia.
Seminar yang bertujuan untuk saling bertukar informasi dan
praktik terbaik (best practice) penumbuhan wirausaha baru (start-up)
berbasis teknologi, khususnya di kalangan mahasiswa. Juga diharapkan untuk
memperluas jejaring kerjasama antara Puspiptek, FHNW, dan pelaku
bisnis/start-up, serta menjadi ajang bertukar pengalaman tentang budaya bisnis
di Indonesia dan Swiss.
Kepala Puspiptek, Sri Setiawati lebih jauh menyampaikan
bahwa materi seminar ini sejalan dengan arah fungsi Puspiptek, dimana
pemerintah mendorong peran Puspiptek tidak hanya pada aspek penelitian dan
pengembangan teknologi, namun juga proses hilirirasi dan komersialisasi
teknologi yang dapat memberikan manfaat langsung bagi pertumbuhan ekonomi.
Dalam kaitannya dengan komersialisasi hasil litbang, salah
satu aktivitas Puspiptek adalah penumbuhan wirausaha (entrepreneur) baru
berbasis teknologi serta penumbuhan budaya technopreneurship melalui inkubasi
bisnis dan teknologi.
"Sejak tahun 2016, Puspiptek telah menjalankan
kegiatan inkubasi bisnis teknologi di Technology Business Incubation Center
(TBIC)," tandas Sri.
Usai seminar, peserta berkunjung ke Pusat Pengembangan
Radioisotop dan Radiofarmaka (PPRR) Batan dan Pusat Teknologi Bioindustri atau
Agroindustri BPPT, untuk melihat program dan produk riset yang sudah
dikomersialisasikan oleh industri.
(korantangsel.com, dini)