TANGERANG SELATAN,korantangsel.com – Jelang pilkada serentak pada Desember
mendatang, suhu politik di Kota Tangsel mulai memanas. Hal ini diduga terkait
majunya pasangan incumbent Airin Rachmi Diany dan Benyamin
Davnie untuk mencalonkan kembali menjadi walikota.
Alih-alih dengan memanfa’atkan momentum
Harganas XXII 2015 yang puncak peringatannya dilaksanakan di kota Tangsel,
sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan GERTAK (Gerakan Anti Kepalsuan)
menyerang Airin Rachmi Diany, calon walikota dengan sebuah spanduk yang
bertuliskan “Tolak Harganas, Inikah Keluarga Teladan Indonesia.”
Presidium JARED (Jaringan Relawan
Demokrasi), A Prianto mengatakan, spanduk yang disebarluaskan GERTAK dibeberapa
sudut kota di Tangsel dinilai tidak etis, tendensius dan penuh muatan politik.
“Spanduk GERTAK itu sangat tendensius,
tidak etis, dan penuh muatan politik. Sebab, secara tiba-tiba spanduk-spanduk
itu dipasang di beberapa tempat di kota Tangsel. Isinya penolakan terhadap
Harganas XXII, selain itu GERTAK juga menghimbau Presiden Jokowi untuk
mempertimbangkan pelaksanaan Harganas di kota Tangsel, jelas ini tak bisa
didiamkan, aparat hukum harus cepat bertindak,” ucap A Prianto.
Ia menambahkan, spanduk yang disebarluaskan
GERTAK tentu mendapat sorotan dan kecaman dari berbagai kalangan masyarakat.
Pasalnya, isi spanduk tersebut dinilai memojokkan walikota Tangerang Selatan,
apalagi ikut diberitakan di beberapa media dengan mengatasnamakan masyarakat
Tangsel.
Senada dengan JARED, pengamat politik dari
LS-MAHISTA Abu Malék Anwar Malek menyangkan munculnya spanduk GERTAK tersebut.
“Apa pun alasannya, pemasangan spanduk tersebut sangat tidak etis, muatan
politiknya terlalu kental terlihat, bisa dipastikan spanduk itu muncul dari
lawan politik yang tidak suka dengan calon pertahanan yang merasa ketakutan
dengan popularitas, serta prestasi dari Airin dan Benyamin yang diakui jauh di
atas lawan-lawan politiknya.
Seperti diketahui, dari sudut pandang
ekonomi, pelaksanaan Harganas di Tangsel yang baru saja usai pada Sabtu (1/8)
kemarin, telah meningkatkan roda perekonomian kota Tangsel. Setidaknya, dalam
waktu tiga hari masyarakat diutungkan dengan kegiatan tersebut. Seperti hotel,
wisma, pusat perbelanjaan, rumah makan, UKM, parkir, dll
(korantangsel.com,
ahmad fauzi)